TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terkait penyaderaan tiga ABK Warga Negara Indonesia di perairan Malaysia pada 9 Juli 2016, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menuturkan kondisi ketiga sandera dalam keadaan baik.
Secara terpadu melalui Crisis Center di bawah koordinasi Menkopolhukam, Retno menyebut pihaknya telah melakukan koordinasi dan komunikasi terus menerus dengan pihak penyadera.
"Dari komunikasi tersebut diterima informasi bahwa ketujuh ABK walaupun terdengar lelah mereka masih dalam kondisi yang baik," tutur Retno di Kementerian Luar Negeri, Senin (11/7/2016).
Sebelumnya, berdasarkan laporan yang diterima kementerian luar negeri Republik Indonesia, kapal penangkap ikan berbendera Malaysia disergap oleh speedboat dan dinaiki oleh lima lelaki bersenjata api pada Sabtu (9/7/2016).
Dalam kapal tersebut terdapat tujuh ABK WNI, namun ada tiga WNI yang diculik sedangkan empat lainnya dibebaskan.
Dari perairan Lahad Datu, WNI dibawa oleh penyandera ke Tawi-Tawi di Filipina Selatan.
"ABK yang diculik diketahui seluruhnya adalah WNI. Penculik membawa sandera ke arah perairan Tawi-Tawi, Filipina Selatan," ujar Retno.
Ia juga menjelaskan para sandera masih terus berpindah-pindah.
"Para sandera masih berpindah-pindah dalam dua kelompok dan diperkirakan mereka selalu berada di sekitar Pulau Sulu. Saat ini, informasi serta latar belakang mengenai kelompok penyandera telah lebih jelas," ujarnya.