Tidak boleh ada kegiatan apa pun yang dilakukan oleh terpidana mati, kecuali beribadah dan mandi serta buang air besar/kecil.
“Mereka (terpidana mati, RED) saat makan ditunggui sampai selesai kemudian peralatan makan itu segera dikeluarkan (dari sel). Bahkan mereka mandi pun ditunggui oleh sipir. Ini untuk alasan keamanan dengan pertimbangan supaya mereka tidak melakukan perbuatan melukai diri sendiri atau bunuh diri,” ujar sumber tersebut.
Menurut sumber lain, pada ruang isolasi sering terdengar suara tangisan dari sejumlah terpidana mati, sejak mereka menempati ruangan itu pada Senin (27/7/2016) hingga Kamis (28/7/2016) malam.
“Setiap ada satu yang menangis, maka suara tangis itu akan merembet ke sel-sel lain. Semacam nular (menular- RED) menangisnya, bunyinya sahut-sahutan seperti sirene,” ungkapnya.
Para penjaga pun tak bisa berbuat banyak karena mereka dilarang berkomunikasi dengan terpidana mati.
Tak jarang tangisan itu terdengar selama berjam-jam, sementara penjaga hanya boleh bisa melihat saja.
Dia mengungkapkan, terpidana mati Freddy Budiman tergolong satu terpidana yang cukup tegar dibandingkan lainnya.
Selama di dalam ruang isolasi, Freddy lebih banyak berdoa dan berzikir.
Sementara saat berdoa dan berzikir, petugas jaga pun mendampingi Freddy karena sesuai prosedur tetap (protap) penjagaan khusus terhadap terpidana mati.
“Freddy beberapakali salat Azar kemudian zikir hingga magrib. Penjaga pun menungguinya sampai ibadah itu rampung,” ujarnya.
Harus Dipenuhi
Sumber lain menceritakan bila segala permintaan terpidana mati telah diusahakan dipenuhi oleh pihak otoritas penjara atau ruang isolasi.
Misalnya minta makanan tertentu, maka pihak kemenkumham akan menyediakannya.
“Jelang eksekusi, beberapa terpidana mati asal Nigeria meminta makanan khas Afrika, Fufu. Permintaan mereka pun dipenuhi,” ungkap sumber itu.