Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Orangtua siswa Pribadi Bilingual Boarding School (Sekolah Pribadi Depok) mengaku tidak memiliki niat untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain.
Hal tersebut menyusul tudingan Pemerintah Turki bahwa Sekolah Pribadi Depok merupakan lembaga pendidikan terkait dengan Organisasi Teroris Fethullah (FETO).
FETO adalah sebutan dari Pemerintah Turki untuk para pengikut ulama Fethullah Gulen yang dituding sebagai aktor intelektual kudeta di Turki beberapa waktu lalu.
Meskipun aksi kudeta tersebut gagal menumbangkan Pemerintahan Presiden Erdogan.
Tommi Parnando, seorang orangtua siswa Sekolah Pribadi Depok mengatakan, sekolah tersebut merupakan sekolah terbaik di wilayah Depok, sehingga tidak ada niat untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain.
"Orangtua siswa lainnya, saya juga belum dengar ada yang mau pindah, kalau pindah juga ke Kharisma Bangsa (Tangerang) untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Ini sekolah terbaik kok buat anak saya," tutur Tommi kepada Tribun saat di temui di Sekolah Pribadi Depok, Sabtu (30/7/2016).
Tommi yang kini anaknya duduk di bangku sekolah dasar kelas VI menilai, Sekolah Pribadi Depok berbeda dengan sekolah lainnya.
Selain mengajarkan pelajaran matematika dan sains dengan bahasa Inggris, juga terdapat pelajaran yang mengajarkan tata krama yang benar.
"Lingkungan sekolahnya juga sangat sehat, karena guru dan anak-anak sangat dekat, sosialisasinya bagus, walaupun infrastruktur terbatas, tapi sekolah ini menyenangkan," tutur Tommi.
Sementara mengenai dikaitkannya Sekolah Pribadi Depok dengan jaringan FETO, Tommi mengaku merasa aneh dengan sikap Pemerintah Turki yang meminta Pemerintah Indonesia untuk menutup sekolah-sekolah yang dituding terafiliasi dengan organisasi tersebut.
"Ini yayasan asal Indonesia yang mendirikannya dan kurikulumnya juga Indonesia, konten pelajaran anak-anak saya lihat juga baik, jadi saya melihat tidak terjadi ajaran itu (terkait FETO) di Sekolah Pribadi Depok," jelasnya.
Atas tudingan Pemerintah Turki tersebut, istri dari Tommi diceritakannya sempat khawatir mengenai keberlanjutan pendidikan anaknya ketika benar-benar ditutup Pemerintah Indonesia mengikuti arahan Presiden Turki Erdogan.
"Namun, sikap pemerintah kita bilang tidak akan ditutup dan jangan sampai Pemerintah Indonesia diatur-atur Pemerintah Turki, jadi saya apresiasi pemerintah kita dengan sikap yang tegas bilang tidak akan menutup sekolah," kata Tommi.