TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator KontraS, Haris Azhar menerima seribu lebih pesan singkat atau SMS dari warga pasca-dirinya mengungkapkan pengakuan terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman.
Pengakuan yang berisi tentang dugaan keterlibatan penegak hukum dalam bisnis penyelundupan narkoba mendapat respons luar biasa di akun media sosial Haris.
Sebagian besar dalam SMS dan akun media sosial yang diterimanya bersifat dukungan.
Hanya beberapa berisi tanda tanya keraguan terhadap ceritanya, caci maki hingga kalimat berbau ancaman atau teror.
"Memang ada beberapa SMS seperti itu. Tapi, sedikit SMS seperti itu. Saya di-SMS, 'Jangan-jangan lo bandar narkobanya', lalu, 'Memang Siapa lo? Kenapa baru nongol sekarang'. Ada 1.000 lebih SMS yang masuk dalam dua hari ini dari warga luar kota," ujar Haris, Jakarta, Minggu (31/7).
Terkait hal tersebut, Haris mengaku tidak mengubah pola pengamanan diri dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari kendati pernyataan yang disampaikannya berpotensi pada keselamatan dirinya.
"Saya kalau lagi aktivitas fleksibel, tergantung keperluan dan jaraknya. Saya kadang naik vespa, kadang jalan kaki, dan kadang naik mobil. Sampai hari ini biasa saja, nggak berubah, nggak sampai kalau jalan harus ngajak teman-teman yang banyak," tuturnya.
Bagi Haris, baik respon positif maupun negatif justru menjadi 'darah segar' bagi dirinya, aktivis KonstraS dan NGO lainnya, untuk mengungkap kebenaran testimoni Freddy Budiman ini.
"Buat mereka yang merespon negatif atau meneror, justru itu bisa jadi petunjuk bagi kami kasus ini mengarah ke siapa saja," tandasnya.
"Saya nggak gentar. Karena yang saya sampaikan ini dan yang harus ditindaklanjuti ini adalah untuk masa depan kita semua. Kalau kita takut, malah kita bisa kehilangan kecerdasan, dan mereka-mereka yang bermain itu bisa semakin gila mainnya," sambungnya.