TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri resmi menetapkan 12 tersangka yang diduga terlibat kerusuhan di Tanjungbalai, Sumatera Utara, Jumat (29/7) malam hingga Sabtu (30/7) dini hari.
Presiden Jokowi tegas menyatakan, pemerintah bertindak tegas kepada siapapun yang berbuat anarkis termasuk di dalamnya main hakim sendiri. Kapolri diakuinya, terus melaporkan segala perkembangan pasca kerusuhan.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul menjelaskan, selain proses hukum, pemulihan kondisi juga dilakukan di sekitar lokasi kejadian.
"Empat tersangka dalam perusakan, delapan tersangka dalam kasus penjarahan," ujar Martinus di Mabes Polri, Senin (1/8).
Namun, polisi belum menentukan siapa provokator kerusuhan tersebut. Martinus mengatakan, dari hasil pengembangan penyelidikan akan terungkap siapa dalang di balik perusakan dan penjarahan sejumlah tempat ibadah di Tanjungbalai.
Salah satunya dengan penelusuran melalui dunia maya. Diketahui, beredar pesan-pesan provokatif yang diduga memicu terjadinya kerusuhan di sana.
"Beberapa orang mengorganisir massa untuk anarkis dan upaya untuk berkumpul melakukan tindakan-tindakan anarkis. Itu sudah kami dalami," kata Martinus.
Martinus mengatakan, bisa saja akan ada penambahan tersangka dalam kasus ini mengingat lokasi perusakan yang banyak dan tersebar.
Namun, ia memastikan suasana di lokasi sudah aman dan kondusif.
Sebelumnya, sekelompok massa merusak sejumlah rumah ibadah umat Buddha di Tanjungbalai, yang dimulai dari perbedaan pendapat antarkelompok.
Bahkan, bangunan yayasan sosial dan delapan unit mobil juga dibakar. Untuk kasus penjarahan, polisi menangkap MAP (16), A (21), dan MIL sebagai pencuri pelak mobil dan radio di depan SMP N 10 Tanjungbalai.
Kemudian, tersangka AAM (18) ditangkap lantaran mencuri DVD di Selat Lancang.
Tersangka FP (16), AP (18), dan MRM (17) mencuri tabung gas di tempat ibadah daerah Selat Lancang dan MF (21) mencuri alat pertukangan.
Sementara, untuk kasus perusakan, empat tersangka yang ditangkap yaitu MH (19), HR (27), ZP (17), dan AR alias Aseng (27).
Presiden menjelaskan Kapolri sudah diperintahkan langsung untuk detik itu juga turun ke lapangan menyelesaikan terutama mengumpulkan tokoh-tokoh sehingga jangan sampai isu sara seperti itu melebar kemana-mana.
"Tegas saya sampaikan bahwa pemerintah akan menindak tegas semua yang bertindak anarkis karena masalah SARA harus betul-betul kita tiadakan," jelas Jokowi.
Ia memastikan, semua pihak sudah bertemu dan tidak ada lagi masalah di Tanjung Balai dan setiap saat Kapolri Jendral Tito Karnavian telah memberikan informasi setiap saatnya.
"Saya kira kita semua harus belajar dari sini bahwa semuanya harus mengayomi, yang mayoritas mengayomi yang minoritas, yang minoritas juga saling toleransi karena kekuatan kita ini adalah keberagaman, perbedaan, kekuatan kita ada di situ," tambahnya.