Ia menganggap wacana sekolah full day hanya diliaht dari sudut pandang perkotaan.
"Saya kira wacana "Full Day" ini dalam perspektif metropolitan," katanya.
Reni mengaku sebagai umat Islam tentu senang, bila program Full Day ada alokasi untuk belajar mengaji.
Namun, masalahnya anak sekolah tidak hanya dari masyarakat muslim.
Hal itu kata Reni juga harus menjadi bahan pertimbangan.
Argumentasi mengaji di sekolah untuk menangkal faham radikalisme, hal tersebut merupakan simplifikasi terhadap persoalan.
"Saya kira harus ada kajian dan penelitian tentang semakin banyak anak mendapat pelajaran di sekolah apakah kelak saat lulus sekolah akan menjadi anak yang kompeten, mandiri, adaptif terhadap perkembangan zaman?" katanya mempertanyakan.
Ia mengingatkan keberhasilan anak bukan terletak seberapa besar nilai yang diraih.
Namun, bagaimana anak memiliki sikap percaya diri, keberanian, serta adaptif terhadap lingkungan.
Anak memiliki tiga lingkungan yakni rumah, sekolah, dan masyarakat.
"Kalau anak hanya hidup di lingkungan rumah dan sekolah sedangkan lingkungan masyarakat sedikit tentu akan merepotkan bagi anak," katanya.
Kelak anak-anak akan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan masyarakat.
Intinya, kata Reni, jangan menyimpulkan anak kelak akan berhasil kalau menerima banyak pelajaran.
"Namun, bagaimana menanamkan kepada anak tentang keberanian hingga mampu beradaptasi melakukan kreativitas," ucap Reni.