News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemarau, Tapi Mengapa Hujan Deras Masih Guyur Indonesia? Ini Penyebabnya

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hujan deras dan angin kencang yang terjadi di Bogor membuat pohon di depan Polres Bogor tumbang pada Senin (6/6/2016).

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Wilayah Indonesia secara umum sejak April sampai awal pertengahan Agustus ini sebenarnya masih masuk dalam musim kemarau.

Namun sejak beberapa bulan lalu pula, curah hujan yang tinggi masih tetap terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meski musim kemarau sudah datang.

Fenomena ini menandakan bahwa Indonesia berada dalam kondisi kemarau basah atau Well Spell, yang diperkirakan akan terus terjadi sampai penghujung akhir tahun 2016, atau sampai saat masuknya musim hujan, sekitar Oktober.

Hal itu dikatakan Kepala Biro Humas dan Organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Wahyu Adjie kepada Warta Kota (Tribunnews.com Network), Jumat (19/8/2016).

"Kemarau basah dikenal pula dengan sebutan Well Spell, dimana sebenarnya sudah masuk musim kemarau tetapi masih terus terjadi curah hujan yang tinggi," kata Wahyu.

Kepala BMKG, Andi Eka Sakya menambahkan adanya fenomena kemarau basah di Indonesia ini, berdasarkan dari pengamatan 50 tahun terakhir. Penyebabnya karena pasca terjadinya El Nino yang akan diikuti langsung La Nina.

Dimana La Nina merupakan fenomena mendinginnya suhu muka laut di Samudera Pasifik area khatulistiwa, yang mendorong bertambahnya suplai uap air bagi Indonesia sehingga curah hujan akan cenderung meningkat.

Sedangkan El Nino merupakan kebalikan, yaitu musim kemarau panjang dengan minim curah hujan.

Hal ini, kata Andi, menjadikan kondisi kemarau basah terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia.

"Bahkan hanya 26 persen wilayah Indonesia yang benar-benar merasakan musim kemarau" kata Andi.

Menurutnya paska El Nino yang diikuti La Nina membuat kemarau basah terjadi di Indonesia. "Sehingga terjadi kondisi kemarau basah di Indonesia, karena fenomena itu," katanya.

Menurut Andi, pada 2015 lalu dimana terjadi kebakaran hutan dan lahan yang besar di Indonesia, juga terjadi karena saat itu El Nino melanda Indonesia. Dimana mengakibatkan musim kemarau panjang dengan minim curah hujan.

Hal ini merupakan anomali hujan yang kerap terjadi beberapa tahun belakangan.

"Saat ini tren kenaikan La Nina sudah mulai nampak, setelah El Nino, namun intensitasnya masih lemah," kata Andi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini