TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok teroris jaringan Nur Rohman ternyata tidak hanya menyasar Polresta Surakarta sebagai targetnya. Selain Polresta Surakarta, jaringan ini akan beraksi di wilayah Bali.
Niatan ini terkuak dari adanya penangkapan dua teroris jaringan Nur Rohman di Lampung dan Gunung Putri.
"Selain di Polresta Surakarta, mereka akan melakukan di Bali. Lokasi pastinya dimana, masih digali lagi. Termasuk selain itu apa ada target lain, ini semua terus didalami oleh teman-teman Densus," ujar Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto, Jumat (19/8/2016) di Mabes Polri.
Jenderal bintang satu ini menambahkan pihak Densus terus mengembangkan jaringan-jaringan Nur Rohman yang belum tertangkap. Selain ini, Densus juga melakukan serangkaian penggeledahan baik di Lampung maupun Gunung Putri.
Diharapkan dari sejumlah barang bukti yang disita bisa memberikan informasi dan titik terang.
"Di Lampung sempat digeledah dan ditemukan solder listrik, kabel, pipa paralon hingga konektor," katanya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengaku pihaknya berhasil menuntaskan jaringan teroris Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri di Polresta Surakarta.
"Intinya kami berhasil menguak jaringan Nur Rohman. Bahwa dia ini bukan pemain tunggal, ternyata dia punya network sebelum operasi," terang Tito, usai acara kenaikan pangkat 13 Pati Polri, Kamis (18/8/2016) lalu di Rupatama, Mabes Polri.
Mantan Kadensus ini mengaku jaringan Nur Rohman mulai dari pembeli bahan baku bom hingga yang membiayai seluruhnya berhasil ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri.
"Yang buat bomnya sudah sudah kami tangkap, kemudian yang membiayai pembuatan bomnya juga sudah kita tangkap. Hanya memang demi kepentingan operasi tidak kami sampaikan secara detil," ujarnya.
Agus Rianto menambahkan, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menemukan serbuk bahan peledak saat menggeledah warnet di Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, Selasa (16/8/2016) lalu.
Dalam bahasa ilmiah, serbuk yang ditemukan ini disebut "Triacetone Triperoxide" (TATP). Adapun jumlah yang ditemukan dalam penggeledahan itu sebanyak 150 gram. Penggeledahan warnet yang menjadi tempat kerja Dwi tersebut sehubungan dengan penangkapan Dwiatmoko alias Abu Ibrahim Al Atsary pada Senin (15/8/2016) lalu.
Dwi diduga terlibat jaringan pelaku teror bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta pada Selasa (5/8/2016) lalu.
"Penyidik Densus melakukan penggeledahan di tempat kerja Dwi. Di lokasi ini penyidik menemukan satu wadah yang berisi 150 gram kristal berwarna putih. Setelah kami lakukan pemeriksaan, secara ilmiah merupakan jenis Triacetone Triperoksida. Ini merupakan salah satu bahan peledak primer dengan kekuatan cukup besar atau high explosive," kata Agus.
Selain itu, lanjut Agus, tim Densus 88 juga menemukan sim card, 13 hardisk eksternal, 47 keping CD-R, dan tiga komputer (CPU). Ia menegaskan kembali kelompok Nur Rohman berencana melakukan aksi bom bunuh diri di Bali.
Perencanaannya sudah disusun bersamaan dengan bom bunuh diri Nur Rohman di Mapolresta Surakarta.
"Kelompok mereka ini akan melakukan aksi terornya di Bali selain di Polresta Surakarta," kata dia.
Agus menambahkan, peran Dwi dalam kelompok ini sebagai penerima dana dari salah satu tersangka lain. Selain itu, Dwi juga sebagai kurir bahan peledak yang digunakan saat aksi bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta.
"Jadi bahan peledak dibawa dari Lampung ke Surakarta," kata dia.
Agus mengatakan, sampai saat ini kepolisian masih terus mengembangkan kasus tersebut. Ia berharap semua pihak yang terlibat dalam jaringan ini tertangkap, sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat.
"Kami terus melakukan pengembangan terhadap Dwi dan jaringannya. Mudah-mudahan upaya yang kami lakukan bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat," ujarnya.
Sebelum penangkapan terhadap Dwi di tempat kerjanya, Densus 88 telah mengamankan tiga orang yang diduga terkait bom bunuh diri di Mapolresta Kota Solo.
Polisi juga menyita sejumlah barang bukti itu di sebuah peternakan ayam yang diduga menjadi lokasi pertemuan gerombolan teroris tersebut.
Salah satunya AS, kakak kandung Nur Rohman. Ia diduga membantu mempersiapkan aksi bom bunuh diri. Adapun W dan CBS diduga membantu menyembunyikan Nur sebelum melakukan bom bunuh diri. (tribunnews/theresia felisiani/kompas.com)