Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, A Prianggoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika aktif sebagai perwira yang memberantas peredaran narkoba, Benny Mamoto menjadi sosok yang sangat berhati-hati dan waspada.
Ia tidak pernah mengizinkan tamu terkait urusan pekerjaan datang ke kediaman pribadi.
Bahkan, Ia tidak pernah menggelar open house, baik saat Natal maupun perayaan lain misalnya ulang tahun.
"Kalau ada anak buah minta tanda tangan mendadak sebelum melakukan penggerebekan, saya larang anggota itu ke rumah. Lebih baik saya yang ke luar rumah. Ingat, salah satu kerawanan ancaman itu ketika ada tamu datang ke rumah. Saya sangat menjaga privasi," ujarnya, pekan lalu.
Tidak hanya itu, Benny mengaku tidak pernah kongkow-kongkow bersama teman dan kolega.
Ia memilih langsung pulang usai bekerja.
"Jangan sampai ada momen yang dimanfaatkan untuk menjebak saya. Ketika saya masih di BNN, saya merasa seperti orang kuper (kurang pergaulan)," ujarnya.
Benny sempat menangkap tokoh-tokoh penting dalam pemberantasan narkotika.
Mereka antara lain Kepala Lapas Nusakambangan Marwan Adli, Kolonel Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Semarang Kolonel Antar Setia Budi di sebuah hotel bintang lima di Simpanglima Semarang, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pemalang Waluyo AT di Pemalang Jawa Tengah, dan dua orang pilot sebuah maskapai di Tangerang Selatan Banteng.
"Penangkapan orang-orang penting atau publik figure itu tidak mudah. Sebab kami harus melakukan pengintaian beberapa pekan sebelum menggerebek," urainya.
Empat tahun Benny Mamoto berdinas di Badan Narkortika Nasional (BNN). Posisi terakhir yang diemban Benny adalah Deputi Pemberantasan Narkotika BNN.