TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktik memberangkatkan calon haji menggunakan kuota jemaah di Filipina yang dilakukan Hade El Badr milik Ade Purnama (37), ternyata telah diketahui sejak lama oleh kerabat dekatnya.
Satu di antaranya adalah Haji Yunus, tetangga sekaligus pengurus Masjid Miftahul Jannah, dekat rumah Ade Purnama.
Menurut Yunus, setidaknya praktik tersebut sudah dilakukan Ade dalam beberapa tahun terakhir. Namun baru kali ini gagal hingga ditahan Pemerintah Filipina.
Yunus yang tinggal kurang dari 50 meter dengan rumah Ade, bahkan pernah berangkat umrah dengan Hade el Badr.
Dari dua kali keberangkatan ke Saudi Arabia yang dijalaninya bersama tetangganya itu, melalui jalur normal.
Meski mengaku tidak pernah ditawarkan untuk menunaikan kewajiban bagi umat Islam dengan cepat, Yunus tahu hingga biayanya.
"Kalau haji biasa sekitar Rp 37 juta. Kalau pakai kuota Filipina bisa tiga sampai empat kali lipatnya," kata Yunus kepada Tribunnews di rumahnya, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Jumat (26/8/2016).
Menawarkan pemberangkatan haji tanpa harus menunggu antrean hingga tahunan, menurut Yunus, tidak langsung dilakukan Ade. Melainkan para jemaah yang pernah berangkat sebelumnya memberi tahu kepada orang lain.
"Jadi lebih banyak mulut ke mulut," kata Yunus.
Penyebaran kabar bahwa Ade dapat membawa calon haji langsung melihat Kabah tanpa harus menunggu lebih dari satu tahun, dinilai Yunus tidak sulit. Pasalnya, pemilik agen perjalanan itu adalah pemuka agama yang cukup terkenal di kalangan tertentu.
"Dia sering pergi ceramah ke Sumatera dan Kalimantan," ujarnya.
Satu hari sebelum berangkat ke Filipina, Yunus menuturkan Ade sempat meminta izin dengan jemaah Masjid Miftahul Jannah.
Sadar cara berangkat Ade ke Tanah Suci tidak wajar, Yunus sempat mengingatkan.
"Saya bilang hati-hati, apalagi banyak berita sering penculikan di sana (Filipina). Terus baru-baru ini ada masalah paspor Arcandra," katanya.