Indonesia, Malaysia dan Thailand sepakat melakukan kerjasama saling menukar informasi pasar kerja.
Kesepakatan tersebut muncul pada pertemuan Kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand pada Growth Triangle (IMT-GT) ke-6, di Hotel Bidakara, Jakarta.
Pertemuan ketiga negara ini membahas sumber daya manusia khususnya pekerja migran
“Pertukaran informasi pasar kerja akan membantu ketiga negara dalam mengisi pasar kerja sub regional. Sehingga migrasi pekerja akan tepat sasaran, sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja” kata Indah Anggoro Putri, Kepala Biro Kerjasama Internasional, Kementerian Ketenagakerjaan RI, Rabu, (7/9/ 2016).
Kerjasama tersebut juga diyakini akan mengurangi risiko buruk bagi para pekerja migran di negara tujuan.
Rencananya, pertukaran informasi pasar kerja akan dilakukan secara online.
Kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) merupakan kerjasama ekonomi sub regional yang terbentuk sejak 1993.
Kerjasama ini memiliki peran strategis dalam peningkatan pembangunan wilayah daerah perbatasan antara tiga negara.
Di Indonesia terdapat 10 provinsi di Sumatera yang menjadi anggota IMT-GT.
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri sebelumnya pernah menyampaikan soal pertukaran informasi pasar kerja ini pada forum Colombo Process (Asosiasi Negara-negara pengirim pekerja Migrant di Asia) di Sri Langka, akhir Agustus lalu.
Informasi pasar kerja secara online bisa mempermudah negara pengirim pekerja migran mempersiapkan tenaga kerja sesuai kebutuhan yang diperlukan di Negara tujuan.
Indah Anggoro Putri, Kepala Delegasi Indonesia pada forum tersebut menambahkan, selain pertukaran informasi pasar kerja, Indonesia juga mengusulkan kerjasama pusat pelatihan kejuruan.
Kerjasama pelatihan kejuruan melibatkan Balai Latihan Kerja (BLK) ketiga negara secara langsung.
Indonesia menunjuk BLK Aceh, Medan dan Padang sebagai daerah yang masuk area segitiga Indonesia.
Sedangkan, Malaysia dan Thailand menjalin kerjasama langsung dengan BLK yang ada di masing-masing negara, sehingga dilakukan tanpa harus melibatkan birokrasi pemerintah.
Kerjasama BLK meliputi bidang keahlian yang dibutuhkan pasar kerja, penggunaan teknologi, instruktur serta sertifikasi keahlian.
“Dengan demikian, tidak ada kesenjangan keahlian antara tenaga kerja Indonesia dengan Malaysia dan Thailand,” tambahnya.
Pada forum yang sama, Malaysia mengusulkan kerjasama peningkatan kapasitas dan pengembangan sumber daya manusia disektor industri pariwisata dan pelatihan dibidang teknologi jaringan komputer.
Delegasi Thailand mengusulkan kerjasama penyelenggaraan workshop meningkatan kompetensi standar keterampilan.
“Keterampilan yang diusulkan adalah untuk keahian terapis spa, las dan pengiriman logistik,” kata Indah Anggoro Putri.
Workshop peningkatan kompetensi standar keterampilan ini akan dilaksanakan pada November mendatang.
Selanjutnya, ketiga negara sepakat untuk menyusun cetak biru pelaksanaan kesepakatan kerjasama tersebut. (*)