TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bareskrim Polri bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri tengah menyelidiki 700 jemaah haji asal Indonesia yang berhasil lolos ke Arab Saudi diduga melalui Filipina.
"Informasi terakhir untuk yang 700 saat ini mereka ada di Arab Saudi. Ini kan data di Kemenlu tidak ada, mereka berangkat ke luar negeri, berangkat haji dari luar negeri," ujar Kabareskrim Komjen Ari Dono, Selasa (13/9/2016) di Mabes Polri.
Jenderal bintang tiga ini melanjutkan berdasarkan hasil koordinasi antara Bareskrim dengan Kemenlu maka akan dilakukan jemput bola.
Dimana Bareskrim akan mengirimkan beberapa penyidiknya ke Arab Saudi dan ke Filipina untuk melakukan pendataan dan pemeriksaan pada 700 jemaah itu.
"Kami jemput bola, akan diberangkatkan empat anggota ke Jeddah untuk melacak disana. Lalu tiga anggota lain ke Filipina. Hasil dari pemeriksaan di Jeddah dikembangkan di Filipina supaya dapat agennya siapa," bebernya.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi angkat bicara terkait dugaan adanya ratusan calon jemaah haji asal Indonesia, yang berangkat ke Arab Saudi menggunakan paspor Filipina.
Jumlahnya cukup besar, melebihi kasus sebelumnya yakni 177 orang yang sebelumnya ditahan Filipina karena kasus serupa.
"Kami dapat informasi ada 700 orang," ucap Retno usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan bersama Presiden Filipina, Rodrigo duterte di Istana Negara, Jumat (9/9/2016).
Retno melanjutkan respon Filipina terkait masalah ini pun sangat baik. Negara tetangga itu menyatakan siap menolong dalam menangani persoalan calon jemaah haji itu.
"Filipina akan bantu sepenuhnya pemulangan WNI yang juga korban lainnya dari sindikat haji ini," tambahnya.