TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi siap memberikan klarifikasi mengenai proses penangkapan Ketua DPD RI (kini dipecat) Irman Gusman.
Istri Irman Gusman, Liestyana Rizal mengungkapkan penyidik KPK membentak-bentak suaminya.
"KPK sangat siap klarifikasi. Sebagaimana yang disampaikan, sepanjang proses (penangkapan) dilakukan perekaman," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha, Jakara, Rabu (21/9/2016).
Menurut Priharsa, penangkapan terhadap Irman Gusman bukanlah dilakukan secara tiba-tiba. Penangkapan tersebut didahului pengingataian apalagi informasi tersebut berawal dari informasi masyarakat.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK La Ode Muhamad Syarif mengatakan penangkapan Irman sesuai prosedur dan aturan perundangan.
"Semua tangkap tangan ini direkam secara profesoinal oleh penyidik-penyidik KPK sehingga semua informasi yang seakan-akan bertentangan dengan yang disampaikan pada kesempatan ini adalah bohon adanya," kata Syarif di kantornya, Sabtu, pekan lalu.
Liestyana memberikan keterangan pers di pressroom DPR RI, tadi malam. Menurut dia, keluarganya sangat menderita pascapenangkapan Irman.
Liestyana menuturkan usai menerima tamu Direktur Utama CV Semesta Berjaya Xaveriandy dan Memi, mereka berdua berada di kamar untuk salat.
Kejadian tersebut sekitar pukul 01.00 WIB, Sabtu (17/9/2016). Saat Lies masih salat, Irman berganti pakaian dengan baju piyama.
"Saya ingat, pintu depan masih terbuka. Pah belum tutup pintu ya? Oiya liat deh," katanya.
Saat Lies keluar kamar ternyata sudah ada penyidik KPK yang berteriak. Kamar Irman Gusman sendiri berada di lantai 2 rumah dinas. Penyidik tersebut membawa kamera untuk mendokumentasikan peristiwa tersebut.
"Langsung bilang: bapak kami tangkap! Bapak terima suap!" katanya.
"Terus langsung bilang bapak kami tangkap bapak terima suap terus kata suami saya hh kamu kok masuk ke atas Ini rumah saya turun ke bawah kita bicara di bawah," tambah Lies.
Usai ditangkap dan diperiksa, Irman ditetapkan sebagai tersangka menerima suap Rp 100 juta dan ditahan di Rutan di Pomdam Jaya Guntur.