Hal itu ditepis oleh Tito Karnavian. Diterangkan Tito Karnavian, BIN dan Polri punya elemen berbeda dalam menjalankan tugas dan fungsi intelijen.
Polri memiliki konsen dalam menghadapi persoalan kriminal. Sementara BIN memiliki cakupan yang lebih luas, baik di dalam maupun luar negeri.
Pengamat Kepolisian, Alfons Loemau mengatakan fenomena adanya dua jenderal bintang empat aktif di Polri bukan pertama kali terjadi saat Tito Karnavian dengan Budi Gunawan.
Sebelumnya, diterangkan Alfons hal serupa juga terjadi saat Jenderal Purn Sutarman yang diberhentikan dari Kapolri pada Januari 2015 lalu.
Dimana Sutarman masih pensiun delapan bulan lagi, namun sudah digantikan oleh Jenderal Pur Badrodin Haiti sehingga ada dua jenderal bintang empat.
Namun saat itu Sutarman tidak memegang jabatan struktural apapun. Sedangkan kenaikan pangkat Budi Gunawan dari bintang tiga ke bintang empat adalah keputusan Presiden Jokowi sendiri.
"Jenderal bintang empat dua orang di Polri bukan kali ini terjadi, sebelumnya pernah terjadi juga. Seperti jaman Pak Sutarman, hanya saja kala itu Pak Sutarman tidak menjabat lagi," ungkap Alfons pada Tribunnews.com, Selasa (18/10/2016).
Menurut Alfons, tidak masalah jabatan bintang empat yang ada di pundak Tito Karnavian maupun Budi Gunawan. Pasalnya mereka punya tugas masing-masing.
Mantan anggota Polri ini mengibaratkan baik Budi Gunawan maupun Tito Karnavian membajak sawah masing-masing. Tupoksi mereka pun jelas berbeda antara Polri dengan BIN.
"Di Polri, pilotnya itu Kapolri, Pak Tito. Kalau di BIN, pilotnya ya Pak Budi Gunawan. Ini kan masing-masing," katanya.
"Mereka juga selama ini harmonis dan tidak ada kepemimpinan ganda karena lingkup kinerjanya beda. Jadi tidak ada alasan buat khawatir ada kepemimpinan ganda," tambah Alfons.