TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu orang Anak Buah Kapal (ABK) FV Naham III asal Indonesia yang disandera perompak Somalia bernama Nasirin.
Dia gagal dipulangkan ke tanah air karena ABK asal Cirebon itu terlanjur meninggal dunia sebelum pemerintah berhasil membebaskan para sandera.
Menteri Luar Negri (Menlu) Retno LP. Marsudi dalam penyampaiannya di acara serah terima para sandera ke keluarga, di kantor Kementerian Luar Negri (Kemenlu), Jakarta Pusat, Senin (31/10/2016), mengatakan Nasirin meninggal karena penyakit yang diderita saat berada dalam penyanderaan pada 2014 lalu.
Baca: Sandera Tanya Siapa Presiden RI Sekarang Setelah Bebas dari Tawanan Perompak Somalia
Baca: Menlu Jelaskan Alasan Sandera Baru Bisa Dibebaskan Setelah 4,5 Tahun
Para ABK yang berhasil dibebaskan yakni Sudirman, Supardi, Ade Manurung dan Elso Pasireron.
Rencanannya mereka akan difasilitasi oleh Kemenlu untuk datang ke kediaman almarhum, menemui langsung keluarga Nasirin di Cirebon.
"Teman-teman ini juga menyampaikan kepada keluarga almarhum Nasirin bahwa proses perawatan dan juga pemakaman jenazah sudah dilakuakn secara syariah," ujarnya.
Retno LP. MArsudi mengatakan walaupun Nasirin sudah meninggal dan jenazahnya tidak bisa dipulangkan ke tanah air namun pihaknya tetap berharap informasi tersebut bisa membuat keluarga lebih nyaman dalam menerima kenyataan soal apa yang terjadi terhadap Nasirin.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal dalam kesempatan terpisah mengatakan rekan-rekan almarhum yang ikut disandera dan sudah dipulangkan, telah sukses menyimpan barang-barang Nasirin.
Rencananya mereka akan menyerahkan barang tersebut ke keluarga.
"Mereka membawa barang-barang almarhum, yang mereka jaga selama sekian tahun, untuk diserahkan ke keluarga," ujarnya.
Apa penyebab kematian Nasirin, menurut Sudirman, salah seorang sandera yang menyaksikan langsung saat-saat terakhir Nasirin, mengatakan bahwa gejala yang dialami rekannya itu menyerupai demam berdarah.