News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenko PMK Beri Penghargaan kepada 18 Orang Sebagai Duta Inklusi

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Menusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) memberikan penghargaan kepada 18 orang sebagai duta inklusi 2016.

Penghargaan Duta Inklusi diberikan kepada orang-orang yang dianggap telah menunjukkan peran nyata dalam mendorong dan menghadirkan rasa kemanusiaan bagi kelompok-kelompok orang yang selama ini mengalami pengucilan akibat diskriminasi dan prasangka.

"Hari ini kita memberikan reward kepada champion-champion kita dalam setiap pilar Program Peduli. Kita apresiasi kerja keras mereka," jelas Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kawasan Kemenko PMK, Nyoman Shuida di Auditorium Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (8/11/2016).

Pemberian penghargaan Duta Inklusi 2016 merupakan bagian dari kegiatan Forum Nasional Program Peduli yang akan berlangsung selama 2 hari (8-9 November 2016).

"Pemberian pengharagaan ini diharapkan dapat menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal serupa dalam upaya mewujudkan indonesia yang setara dan semartabat," lanjut Nyoman.

Program Peduli adalah program dibawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunar Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), khususnya Kedeputian VII Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kawasan, yang menggunakan pendekatan "Inklusi Sosial" sebagai upaya untuk memberdayakai masyarakat yang selama ini terpinggirkan (marginal), meningkatkan kesejahteraan dan memberantas kemiskinan.

Berikut 18 Duta Inklusi 2016:

1 Daud Kamuri Umbu Pati, Kepala Desa Mareda Kalada, Sumba Barat Daya, NTT'
2. Kuni Fathonah, pegiat difabel, Sleman, DI Yogyakarta,
3. Ismi Abidah, pegiat Rintisan Sekolah Mandiri, Surabaya, Jawa Timur, Sulawesi Selatan,
4. Surmarni B. Jufri, relawan Forum Masyarakat Peduli, Kota Makassar,
5. Lia Mulyanawati, pendamping anak dan remaja rentan, Garut, Jawa Barat,
6. Siti'Ai' Aisyah, pegawai negeri di Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, kulu,
7. Febri Saputra, relawan pendamping anak berhadapan dengan hukum, Beng 8. Endang Lintang Hardiman, SH, MH, Kepala LPKA Kota Palembang, Sumatera Selatan
9. Drs Khistofel Praing, M.Si, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sumba Timur, NTT,
10. Jonga Gulton, guru agama lokal Parmalim di Deli Serdang, Sumatera Utara,
11. Nakam Wimbo Prawiro, pegiat Anak Putu Kalikudi Adipala, Cilacap, Jawa Tengah,
12. Drs. H. Ridwan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram, NTB,
13, Titin Yulianti, pegiat masyarakat adat Kesepuhan di Kabupaten Lebak, Banten,
14. Dewi Surya Armayani, pegiat masyarakat adat Suku Anak Dalam, di Merangin, Jambi,
15. Rafiqah, telawan dan pendarnping waria di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
16. Drs H. Andi Unru, M.Si., Camat Ujung Tanah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan,
17. Sri Muhayati, pegiat dan korban pelanggaran berat HAM, Sleman, DI Yogyakarta,
18. Suroso, Kepala Dusun Talang Sari, Lampung Timur, Lampung

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini