"Sekitar mungkin Rp 50 juta uang saya habis," ujarnya.
Uang yang cukup banyak itu, diakui Boyamin dia dapat dari perkara lain dalam penanganannya.
Berkurangnya isi dompetnya, dikatakan Boyamin, sebenarnya tidak sia-sia. Pasalnya, dalam pengorbanan membela Antasari, namanya mulai dikenal publik.
Firma hukum yang dia dirikan pun mulai dilirik orang-orang berperkara.
"Kalau saya iklan di semua media yang menayangkan kasus ini, uang segitu mana cukup," sebutnya.
Selain itu, Boyamin menyebut banyak pihak yang senang hati membantu tanpa minta bayaran.
Terlebih para ahli hukum kenamaan yang rela tidak dibayar untuk menjadi ahli dalam persidangan.
Ada beberapa ahli hukum yang berdomisili di luar Jakarta hanya minta dibayari tiket. Sedangkan yang tinggal di Jabodetabek, rela datang tanpa upah seperak pun.
"Kaya Prof Yusril (Yusril Ihza Mahendra) dan Prof Romli (Romli Atmasasmita), uang bensinnya pun tidak saya bayar. Padahal, di perkara lain bayaran mereka tinggi sekali untuk jadi ahli," ujar Boyamin. (val)