News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demo di Jakarta

Politisi Demokrat Sesalkan Pernyataan Boni Hargens Soal Demo 4 November

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan umat muslim memperlihatkan pampllet yang menyinggung Gubernur Ahok saat melakukan aksi long march menuju kantor Gubernur Sulsel di Makassar, Sulsel, Jumat (4/10). Aksi tersebut menuntut penutasan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin menyesalkan pernyataan Komisaris LKBN Antara Boni Hargens yang menyebut demonstrasi 4 November 2016 sebagai aksi kotor yang dibayar.

Menurut Didi pernyataan Boni tersebut sebagai sebuah fitnah.

Sungguh disayangkan dan disesalkan pernyataan Bonni Hargens mengandung fitnah keji yang telah melukai dan menodai aksi damai umat Islam, dengan mengatakannya sebagai aksi kotor yang dibiayai," ujar Didi dalam pernyataannya, Sabtu(12/11/2016).

Didi mengatakan aksi yang dilakukan solidaritas Islam pada kenyataannya berjalan damai dan tertib.

"Saudara Bonni telah mengusik, melecehkan dan merendahkan umat Islam yang jelas-jelas pada tanggal 4 November tersebut telah melakukan aksi damai. Dan terbukti hingga jam 18.00, aksi itu berlangsung dengan aman dan damai,"kata Didi.

Lebih jauh Didi menjelaskan seharusnya saat ini semua pihak lebih mementingkan kesatuan dan persatuan bangsa dan tidak sembarangan memberikan komentar.

Apalagi tuduhan dari Boni tersebut dinilai Didi sudah melukai hati umat Islam.

"Persatuan, kesatuan dan kebhinekaan bangsa ini harus kita jaga dengan baik,"ujarnya.

Sebelumnya Komisaris LKBN Antara Boni Hargens dalam cuitannya di Twitter menyebut aksi unjuk rasa 4 November diduga mainan para aktor pecundang.

Ia juga menyebut ada indikasi uang korupsi dari kekuasaan 10 tahun lalu ikut mendanai aksi kotor tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini