TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Saat ini mata dunia tengah mengarah ke Indonesia. Mereka mengakui bahwa bangsa Indonesia sudah berhasil dalam melalui reformasi. Dunia juga mengakui demokrasi yang hidup di Indonesia tumbuh berkembang semakin baik.
Pengakuan masyarakat dunia terhadap keberhasilan reformasi dan demokrasi di Indonesia memang beralasan. Buktinya, pilkada serentak pada 2016 yang dilaksanakan di 260 daerah berjalan lancar. Itu menjadi bukti bahwa demokrasi yang terjadi pasca reformasi berjalan semakin baik dan kondusif.
Pernyataan itu disampaikan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, pada Minggu (13/11), saat menjadi pembicara kunci pada acara Pra Temu BEM Nusantara IX. Acara tersebut berlangsung di Gelanggang Mahasiswa Kampus A Universitas Trisakti, jln. Kyai Tapa nomer 1 Grogol Jakarta Barat. Pada kesempatan tersebut, Ketua MPR menyampaikan tema Peran Mahasiswa Dalam Mengenal Kedaulatan NKRI
Keberhasilan demokrasi di Indonesia, menurut Zulkifli juga bisa dilihat dari kepala daerah yang terpilih. Kalimantan Tengah mayoritsa penduduknya beragama Islam, tetapi gubernur yang terpilih beragama Kristen. Nusata Tenggara Timur mayoritsa penduduknya kristen, tetapi Ketua DPRD nya Muslim. Kabupaten Sula di Maluku, mayoritas penduduknya muslin, tetapi bupatinya dari Tionghoa dan non muslim.
"Kita harus melihat secara Jernih, ini demokrasi kita. Dan yang terjadi di DKI tidak bisa dibuat ukuran, karena keributan di DKI ada penyulutnya", kata Ketua MPR menambahkan.
Semua keberhasilan tersebut, kata Zulkifli tak lepas dari kemampuan para pendiri bangsa yang mampu menghadirkan ideologi dan dasar negara, sejak Indonesia merdeka. Karena itu, seluruh bangsa Indonesia harus senantiasa menjaga dan melestarikan, ideologi dan dasar negara yang diwariskan para pendiri bangsa. Apalagi, ideologi dan dasar negara, itu terbukti mampu mengeliminir persoalan bangsa Indonesia.