Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher Parasong mengutuk ledakan diduga bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur. Ali Taher mengatakan sikap intoleransi dalam peristiwa tersebut tidak sejalan dengan NKRI.
"Apapun motovasinya. Kita sangat menyayangkan. Oleh karena itu, saya mengutuk keras atas pemboman gereja dan tempat ibadah manapun karena itu sangat bertentangan dengan prinsip kehidupan bernegara apalagi dilandasi oleh Ketuhanan Yang Maha Esa," kata Ali Taher disela-sela Rapimnas PAN, Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (13/11/2016).
Ali mengingatkan semua pihak harus memelihara kemajemukan Indonesia. Ia mengatakan kemajemukan merupakan ciri khas Indonesia.
Ali menuturkan perbedaan pendapat dapat diselesaikan melalui kelompok sosial termasuk DPR dan pemerintah. Oleh karena itu, Ali berharap pihak penegak hukum segera mengusut tuntas motivasi serta latar belakang kasus pemboman gereja itu.
"Kita menunggu kepolisian tetapi apapun alasan saya kira tidak sejalan dengan prinsip kemajemukan dan perbedaan yang kita bangun bersama selama ini," kata Ali Taher.
Sebelumnya, Tim Gegana Polda Kalimantan Timur dan Polresta Samarinda mengidentifikasi ledakan diduga bom di Gereja Oikumene RT 003 Nomor 32 Jalan Cipto Mangun Kusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, pada Minggu (13/11/2016) sekitar pukul 10.00 WITA.
Berdasarkan identifikasi awal, aparat kepolisian mendapatkan informasi ledakan dari bom molotov berjenis low explosive.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, penyidik mendalami apa motif pelaku menyerang gereja. Apakah terlibat di jaringan teroris, itu masih terus didalami.
"Selain mengamankan lokasi, anggota di lokasi juga mengamankan rumah pelaku. Barang bukti sisa yang ada juga dibawa petugas," ujar Agus, kepada wartawan, Minggu (13/11/2016).