News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Teror Bom di Samarinda

Presiden Perintahkan Kapolri Usut Tuntas Ledakan Bom Samarinda

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kendaraan bermotor di halaman Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mengalami kerusakan pascaledakan bom molotov, Minggu (13/11/2016).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo sudah mendapatkan laporan ledakan diduga bom di Gereja Oikumene, Kalimantan Timur. Ia telah memerintahkan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian untuk menangani peristiwa tersebut.

"Dilakukan sebuah penegakan hukum yang tegas. Mengusut secara tuntas pelaku," kata Presiden Joko Widodo di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (13/11/2016).

Hal senada juga disampaikan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Zulkifli meminta pelaku bom ditindak tegas. 

"Jangan ada toleransi untuk pelaku teror. Kalau teror dan anarkis ditindak tegas, tindak tegas jangan promosi jadi hero," kata Zulkifli.

Sebelumnya, Tim Gegana Polda Kalimantan Timur dan Polresta Samarinda mengidentifikasi ledakan diduga bom di Gereja Oikumene RT 003 Nomor 32 Jalan Cipto Mangun Kusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, pada Minggu (13/11/2016) sekitar pukul 10.00 WITA.

Berdasarkan identifikasi awal, aparat kepolisian mendapatkan informasi ledakan dari bom molotov berjenis low explosive.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, penyidik mendalami apa motif pelaku menyerang gereja. Apakah terlibat di jaringan teroris, itu masih terus didalami.

"Selain mengamankan lokasi, anggota di lokasi juga mengamankan rumah pelaku. Barang bukti sisa yang ada juga dibawa petugas," ujar Agus, kepada wartawan, Minggu (13/11/2016).

Dari informasi yang didapat, total korban ada empat orang. Korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Muis, Samarinda untuk mendapat penanganan medis.

"Satu di antaranya adalah balita," kata Agus. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini