TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meyayangkan kembali terjadinya penculikan dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) di perairan Sabah, Malaysia, Sabtu dua hari lalu.
Ryamizard Ryacudu beberapa kali telah mengingatkan kepada perusahaan yang menggunakan jalur laut sebagai rute distribusi barang agar tidak melalui jalur yang belakangan rawan terjadi aksi penculikan dan perompakan.
"Kan sudah bilang, jangan ke situ. Masih saja ke situ," ujar Ryamizard Ryacudu di halaman Istana Negara, Jakarta, Senin (21/11/2016).
Baca: Dengan Nada Tinggi, Menhan Mengaku Bosan Urus WNI yang Ndablek
Baca: Kemenlu Imbau WNI di Selandia Baru Hindari Pesisir Pantai
Baca: Menteri Retno Sebut Dua ABK Asal Indonesia Disandera di Sulu
Sebelumnya telah diadakan kesepakatan tiga negara yakni Malaysia, Indonesia dan Filipina yang diwakili oleh menteri pertahanan masing-masing negara terkait operasi bersama mengamankan wilayah perairan yang kerap terjadi aksi pembajakan dan penculikan.
Menanggapi banyaknya anggapan kerjasama tersebut tidak mampu menangkal aksi penculikan, Ryamizard Ryacudu langsung membantahnya.
Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa pendapat tersebut tidak selaras dengan fakta yang ada bahwa operasi bersama tiga negara mampu memukul kelompok Abu Sayyaf yang disebut-sebut sebagai dalang dari pembajakan dan penculikan.
"Ngarang, buktinya Abu Sayyaf sudah 400 mati (pengikutnya), yang culik sudah dibebaskan. Ini enggak ngerti. Dulu enggak pernah begitu," tutur Ryamizard Ryacudu.