News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rachmawati dan Liliy Wahid Merasa Dituduh Makar

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tokoh Partai Kebangkitan Bangsa, Lily Wahid hadir dalam pertemuan MKD dengan Gerakan Selamatkan Indonesia di Gedung Nusantara II DPR RI, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (27/11/2015). TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIUNNEWS.COM, JAKARTA ---- Gerakan Selamatkan NKRI bukanlah gerakan makar. Lily Wahid dan Rachmawati Sukarnoputri yang keduanya adalah pimpinan gerakan tersebut, geram atas tudingan bahwa aksi kelomoknya selama ini dianggap sebagai aksi makar.

Dalam konfrensi pers di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Kamis (1/12/2016), Lily Wahid menegaskan bahwa pihaknya hanya berupaya untuk memurnikan kembali Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang sudah bebrapa kali diamandemen, hingga menyebabkan keterpurukan bangsa.

"Kita menolak dikatakan makar, karena tidak ada kepentingan itu, hanya kesatuan NKRI," katanya.

Sementara itu bergabungnya Gerakan Selamatkan NKRI pada aksi 4 November lalu, juga merupakan bagian dari penyampaian aspirasi kelompoknya untuk mempertahankan NKRI.

Adik kandung Presiden RI ke 4 Abdurrahman Wahid itu menganggap Basuki Tjahaja Purnama sudah melakukan penistaan agama, sehingga perlu segera ditahan.

"Kami tidak punya niat jelek untuk negri ini, justru kami ingin mebebaskan negri ini dari penjajahan di masa depan, kami minta Ahok ditahan," ujarnya.

Rachmawati dalam kesempatan yang sama juga menegaskan hal serupa.

Kata dia amandemen UUD 1945 adalah sumber segala keterpurukan, sehingga pihak asing bisa menguasai sumber daya milik Indonesia, termasuk sumber daya alam. Sementara itu pemerintah seperti tidak berbuat banyak terhadap negri ini.

Acuhnya pemerintah terhadap berbagai permasalahan yang ada, mulai dari korupsi, penguasaan sumber daya oleh pihak asing hingga masalah anggaran negara yang defisitnya terlalu besar, Rachmawati menganggapnya sebagai pengkhianat terhadap negara.

"Yang berarti melakukan pengkhianatan terhadap negara, bukan kami yang melakukan makar," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini