News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Jatuh

Ayah Seorang Penumpang Pesawat Milik Polri Berharap Anaknya Selamat dari Kecelakaan

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jasad korban pesawat tiba di Batam untuk diidentifikasi di RS Bhayangkara Batam.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kediaman Ajun Komisaris Polisi (AKP) Safran salah seorang awak pesawat M-28 Sky Truck dengan nomor regristrasi B-4201 milik Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) yang hilang kontak di perairan Kabupaten Lingga, sisi selatan Provinsi Kepri, ramai dikunjungi keluarga dan sahabat.

Sebuah tenda terpasang di rumah salah satu dari 12 penumpang pesawat yang dikabarkan jatuh tersebut.

Syafawi (67) ayah Safran pasrah dengan kabar putranya. Namun dia masih berharap Safran selamat, keluarga mengaku sudah siap menerima kabar terburuk atau jika Safran dinyatakan meninggal dunia.

Safawi tak kuasa menahan tangis ketika ia kembali teringat putra kesayangannya tersebut.

"Sampai sekarang belum ada kabar. Saya tahunya dari televisi. Kemudian saudara yang di Palembang juga telepon, lihat ada nama anak saya disitu. Dari situ banyak yang telepon nanya kabar Safran," kata Safawi saat ditemui di rumahnya, kawasan Kelapa Dua, Depok, Minggu (4/12/2016).

Dirinya mengatakan, kira-kira satu bulan lalu adalah saat terakhir dirinya berjumpa dengan Safran.

"Nggak ada firasat apa-apa, namun sehari sebelum itu saya nggak bisa tidur, nggak tahu bisa begitu. Semoga bisa ditemukan dengan selamat, saya minta doanya," kata Safawi.

Menurutnya, sebelum ia ditugaskan ke Palembang, Safran sempat mengajak keluarga untuk jalan-jalan ke Malaysia.

"Kalau ketemu, ngobrol jarang bicarakan pekerjaan, ngobrol ringan-ringan aja. Dia memang dari kecil itu disiplin, hobinya pramuka dan ngaji," katanya.

Lepas lulus SMA, lanjut Safawi, Safran sempat kuliah di Institut Teknik (ITB) Bandung jurusan Geofisika. Di Bandung, Safran tinggal bersama adik ayahnya. Selama di Bandung, Safran sering melatih fisiknya agar bugar. Tidak sampai selesai kuliah di ITB, Safran melanjutkan dan memilih pendidikannya di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug Banten.

"Dia angkatan 56, masuk ke STPI tahun 1998. Dia sudah keliling nusantara, paling sering ke Papua naik helikopter. Keberangkatanya dia yang kemarin ke Palembang, seperti pulang kampung. Pulang ke daerah asalnya," katanya.

AKP Safran adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dia memiliki seorang istri yang juga berprofesi sebagai polisi di Mako Brimob dan dua orang anak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini