TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan penyebab banyaknya bangunan yang roboh dan rusak berat akibat gempa di Pidie Jaya, Aceh.
Gempa Aceh, kata dia, berpusat di daratan dan berasal dari Sesar Samalanga Sipopok yang arahnya dari barat daya ke timur laut dan dinilai sangat aktif.
Selain itu, gempa tersebut berkekuatan dengan intensitas 6 sampai 7 Skala MMI (Mercalli Modify Intensity).
Baca: BNPB Prediksi Masih Banyak Korban Gempa Aceh di Bawah Reruntuhan Bangunan
Dapat dipastikan, lanjut dia, bangunan yang tidak tahan gempa akan roboh dengan kerusakan yang cukup parah.
Terlebih, titik gempa tersebut hanya memiliki kedalaman 15 km di bawah daratan.
"Dengan mekanisme gempa mendatar di kedalaman 15 km. Maka memberikan dampak besar. Guncangan di Pidie Jaya dengan kondisi keras tadi maka bangunan yang tidak didesain tahan gempa akan roboh," ujar Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu (7/12/2016).
Dirinya juga menjelaskan setidaknya terdapat 148,4 juta jiwa masyarakat berpotensi menjadi korban yang terdampak gempa di Indonesia.
Melihat hal itu, Sutopo meminta kepada pemerintah untuk mempermudah masyarakat yang mendirikan bangunan tahan gempa.
"Ya memang sudah kami beri edukasi tentang rumah anti-gempa ini. Tapi ya kondisi sekarang kan memang belum ada kemudahan dari pemerintah bagi mereka," jelasnya.