TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegawai Mahkamah Agung (MA) Dora Natalia Singarimbun akhirnya mendatangi Aiptu Sutisna yang sempat dicakarnya.
Dora datang langsung bertemu Aiptu Sutisna untuk minta maaf.
Dora sampai mencium tangan Sutisna dan menangis.
Momen tersebut diabadikan oleh Kabag Renmir Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Irvan Prawira melalui akun Facebook miliknya.
Dalam akun Facebook itu, Irvan memposting sebuah foto di mana Dora yang mengenakan kerudung ungu itu mencium tangan Sutisna sambil menangis.
"Ini menjelaskan segalanya. Alhamdulilah. Allah Maha Besar. Allah Maha Mengampuni "#stopkebencian," tulis Irvan.
Menurut perwira polisi ini, Dora ditemani oleh orangtuanya yang datang dari Sumatera Utara, adiknya, Desi Singarimbun serta suami adiknya.
Dalam pertemuan itu, Dora langsung menangis dan meminta maaf kepada Sutisna. Dora juga telah mengakui kesalahannya dan mengaku khilaf atas kejadian tersebut.
Meski Dora sudah meminta maaf jajaran Polda Metro Jaya akan mengusut kasus penyerangan terhadap petugas yang diduga dilakukan Pegawai Eselon IV tersebut.
"Meminta maaf its oke-oke saja, tetapi proses penyidikan akan berlakukan sesuai aturan. Proses penyidikan dilakukan seperti biasa," ujar Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Suntana.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, mengatakan penyidik telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap Dora.
"Rencana nanti akan dipanggil minggu depan. Akan diperiksa penyidik Polres Metro Jakarta Timur. Kasus di polres Jaktim. Status masih terlapor," kata Argo.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan kasus pencakaran Aiptu Sutisna oleh Dora Natalia Singarimbun diproses sesuai ketentuan berlaku.
Dia mengatakan, tindak kekerasan tidak boleh dilakukan. "Kita akan cek, periksa Propam. Apa penyebabnya. Tapi, apapun juga, kekerasan tidak boleh dilakukan. Apalagi kepada petugas (kepolisian), kalau dilakukan kekerasan, ada pasal sendiri," kata Tito.
Tito mengucapkan terima kasih karena Sutisna tidak melakukan kekerasan. Menurutnya sikap Sutisna dalam insiden itu sangat humanis.
"Tapi, dia lapor polisi. Proses sesuai hukum yang berlaku," kata Tito.
Insiden pencakaran itu terjadi pada Selasa 13 Desember 2016. Aiptu Sutisna menceritakan kejadian berawal saat dirinya bertugas melakukan pengaturan dan penjagaan di busway di Jl Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Tiba-tiba pada pukul 09.00 WIB, Dora yang mengendarai mobil Xenia berwarna putih menegur Sutisna.
"Kemudian ada mobil Xenia berhenti persis di depan saya, dia buka kaca sebelah kanan, dia teriakin saya: 'eh a**** kalau mau berdiri jangan di depan sana'," tutur Sutisna saat diwawancara wartawan.
Dora kembali berteriak dengan melontarkan perkataan kasar kepadanya. Sutisna kemudian mengambil kunci mobilnya.
Setelah kunci mobilnya diambil, Dora semakin emosi. Dia lalu menarik kerah seragam Surisna yang dilapis rompi.
Sutisna tidak melawan dan memilih masuk ke jalur busway. Dora tambah emosi dan mengejarnya.
Namun, Dora memiliki versi lain. Lewat adiknya Desi Singarimbun, Dora Natalia angkat bicara alasannya 'menyerang' Aiptu Sutisna.
Desi Singarimbun melalui akun Instagram-nya, menceritakan, Dora awalnya hanya ingin menegur polisi lalu lintas (polantas) yang bertugas di jalan raya yang lancar.
Menurut cerita Desi, setelah ditegur, polantas tersebut menghadang dan mengambil kunci mobil Dora tanpa membuat surat tilang.
Tak hanya itu, Desi menyebut Aiptu Sutisna menginjak kaki Dora. Tapi aksi menginjak itu tak direkam oleh rekan polisi Aiptu Sutisna yang saat itu berada di lokasi. (tribunnews/glery lazuardi/kompas.com)