News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kaledoskop 2016

Ketika Panasnya Suhu Politik Pilkada DKI Kerek Hangatnya Politik Tanah Air

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MASA DEMO - Ribuan Massa pendemo anti Ahok bergerak ke arah patung kuda ketika melintas di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2016). WARTA KOTA/Henryu Lopulalan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Tinggal hitungan hari, tahun 2016 akan berganti ke tahun yang baru yakni 2017.

Selama setahun ini, suhu politik di tanah air mengalami peningkatan dan cenderung panas. Peningkatan suhu politik itu tidak lepas dari pengaruh politik Pilkada di DKI Jakarta.

Meskipun Pilkada serentak di seluruh Indonesia pada tahun 2017 akan diadakan di 101 daearah Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Harus diakui dari sekian ratus daerah yang menyelenggarakan Pilkada, DKI Jakarta yang sangat mendominasi pemberitaannya berbagai media nasional maupun lokal.

Bahkan berita Pilkada di daerah lain cenderung tenggelam dengan berita DKI Jakarta.

Yang menyebabkan Pilkada DKI Jakarta ramai adalah ikut kembalinya Petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pertarungan 2017.

Bagaimana tidak, sempat diawal-awal Petahana yang memiliki elektabilitas paling tinggi justru enggan maju melalui jalur partai politik.

Bahkan demi meyakinkan langkahnya Petahana yakni Ahok menggalang dukungan melalui Teman Ahok dan berhasil mengantongi satu juta KTP.

Langkah ini kontan membuat gerah sejumlah Parpol. Bahkan sempat ada upaya asal bukan Ahok.

Namun dalam perjalanan 3 partai politik menyatakan mendukung meskipun maju melalui jalur perseorangan.

Petanya berubah ketika PDI-Perjuangan bergabung menyatakan dukungan terhadap Petahana.

Karena tidak hanya membatalkan maju melalui jalur perseorangan, Ahok pun kembali berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat (Djarot) yang merupakan kader PDI-Perjuangan.

Singkat cerita Ahok maju bersama Djarot dan didukung emapt partai.

Sisanya mendukung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni maupun Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Situasi politik kembali riuh tatkala Ahok dituduh melakukan Penistaan agama oleh sejumlah pihak. Akibat tuduhan itu, muncul gerakan massa yang sangat besar pada 4 November dan 2 Desember 2016.

Jakarta lumpuh oleh lautan manusia ketika itu.

Kisah berlanjut Ahok dinyatakan sebagai tersangka oleh Mabes Polri atas tuduhan Penistaan Agama.

Saat ini suasana politik masih tegang, proses persidangan Ahok selalu ramai dan diwarnai aksi pendukung dan penentang Ahok.

Pengamat Politik Formappi Sebastian Salang pun melihat nasib Ahok hingga kini belum jelas dan ujung kasus ini belum jelas akan berakhir dimana.

Tekanan dan tuntutan agar Ahok segera dipenjara terus terdengar.
Pertanyaannya apakah gerakan yang mendorong Ahok dipenjara ini akan berakhir hingga Pilkada selesai dan Ahok kalah dalam Pilkada atau tekanan ini masih berlanjut?

Sebaliknya, Jika Ahok menang Pilkada, apakah gerakan ini semakin bertambah besar? "Belum jelas. Nasib Ahok hingga kini belum jelas dan ujung kasus ini belum jelas akan berakhir dimana," ujar Sebastian kepada Tribunnews.com, Selasa (26/12/2016).

Atau apakah tuduhan penistaan agama ini sama sekali terpisah dari Pilkada?

"Semuanya belum jelas, waktu yang akan menjawabnya," kata Sebastian. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini