Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes TNI membantah pemberitaan anggota pasukan perdamaian TNI yang bertugas di Sudan atau United Nations Missions di Darfur (Unamid), ditangkap otoritas setempat.
Sebelumnya menyebar informasi pasukan perdamaian TNI yang bertugas di Sudan ditangkap karena upaya penyelundupan senjata api ilegal di Bandara Al Fashir, Sudan, pada 20 Januari 2017.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI Wuryanto, menyatakan telah mengecek pejabat berwenang dalam penugasan Unamid.
Di antaranya mengkonfirmasi Komandan PMMP TNI Brigjen TNI Marzuki di New York.
Kemudian Komandan Sektor Unamid Brigjen TNI Nur Alamsyah di Sudan dan Komandan Satgas Yon Komposit Kongan XXXV-B Unamid di Darfur, Letkol Infantri Singgih Pambudi Arinto.
Baca: Polri Dalami Informasi Pasukan Perdamaian Indonesia Ditangkap di Sudan
"Mereka semua menyatakan berita tersebut tidak benar dan Satgas Unamid sampai saat ini masih melaksanakan tugas di Sudan sampai bulan Maret 2017 yang akan datang," kata Wuryanto dalam keterangan pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (23/1/2017).
Dalam kesempatan tersebut, Wuryanto menerangkan, selain dari TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB dengan nama Satgas Unamid, ada juga anggota Polri yang bertugas membawal misi perdamaian di Sudan dengan nama Satgas FPU atau Formed Police Unit.
Pemberitaan adanya anggota pasukan perdamaian RI yang ditangkap karena dugaan penyelundupan senjata dan amunisi ilegal di Bandara Al Fashir pada 20 Januari 2017 tersebut terjadi pada saat hendak kembali ke Indonesia setelah selesai penugasan.
Secara terpisah, sebelumnya pihak Polri melalui Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengakui adanya pemberangkatan 140 personel Polri yang tergabung dalam Satgas FPU ke Sudan sejak 19 Januari 2017.
Mereka akan menggantikan 140 personel Polri yang purna penugasan.
Namun, Rikwanto belum mengetahui secara pasti bahwa ada anggota Polri dalam Satgas FPU yang hendak kembali ke Indonesia tersebut ditangkap sewaktu pemeriksaan di Bandara Al Fashir, Sudan.
Pihaknya akan mendalami dahulu informasi tersebut.
"Kami sedang dalami, kita sedang telaah informasinya karena di luar negeri. Itu kan beredar dari medsos atau informasi dari media di sana," ujar Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Senin (23/1/2017).