TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan para peserta napak tilas "Jejak Sang Proklamator" untuk fokus mengikuti kegiatan, jangan terpecah dengan update status di media sosial, seperti Twitter.
Hal itu disampaikan Megawati saat melepas rombongan napak tilas di bekas rumah dinas Wali Kota Pangkal Pinang, Bangka, Kamis (9/2/201) siang.
Baca: Berkicau di Twitter, SBY Minta Keadilan Soal Keselamatan Jiwanya
Baca: Yenny Wahid Menyayangkan Pernyataan SBY soal Unjuk Rasa Lewat Twitter
Baca: Massa Berunjuk Rasa di Depan Rumahnya, SBY Berkicau di Twitter
Megawati mengingatkan, agar seluruh peserta fokus mengikuti kegiatan, sembari menghayati nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan yang harus dilalui Soekarno saat itu.
"Makanya nanti kalau sedang berjalan, jangan ingat pacar. Jangan, ooo ini saya belum Twitter. Tetapi harus dihayati betapa susahnya perjuangan kemerdekaan ini," kata Mega.
Kegiatan napak tilas ini diikuti ratusan remaja dari berbagai kalangan dan bagian dari rangkaian kegiatan HUT ke-44 PDI Perjuangan.
Pantauan di lokasi, rombongan yang berjumlah sekitar 600 orang itu akan menyambangi lokasi pengasingan Presiden pertama Soekarno di Bukit Menumbing di Muntok, Bangka, dengan menggunakan belasan moda transportasi bus.
Setiba di Menumbing, mereka akan berjalan kaki kurang lebih selama dua jam untuk menuju lokasi rumah pengasingan.
Presiden kelima RI itu mengatakan, Soekarno diasingkan ke Bangka pada 1949 atau empat tahun setelah kemerdekaan.
Lokasi pembuangannya cukup terisolir dan dikelilingi semak belukar.
"Dan memang sengaja dibuat terisolir. Coba saja adik-adik rasakan bagaimana terkunci di dalam kamar, sehari saja," kata dia.
Menurut Megawati, Soekarno sengaja dibuang agar Indonesia yang saat itu baru merdeka kehilangan pemimpin.
Sebagai penerus bangsa, Mega mengingatkan agar para remaja terus melakukan hal-hal positif, serta menghindari hal negatif, seperti narkoba, yang akan merusak moral.
Penulis: Dani Prabowo