Orang yang melakukan transaksi adalah Zaenal Anshori di Sangire Talaud.
"Distribusi senpi sebanyak 2 pucuk diserahkan untuk aksi teror Thamrin dan 3 pucuk ke Zaenal Anshori," jelas Boy.
Ada empat terduga teroris yang ditangkap di depan pabrik semen PT Merah Putih, Jalan Raya Cilegon Anyer, Ciwandan, Cilegon, Banten.
Keempatnya yakni, NK, AM, IW alias Icuk Pamulang dan AS.
Terduga teroris NK tewas tertembak peluru petugas karena melakukan perlawanan dengan melepaskan tembakan dari senjata api jenis FN dan menabrak mobil anggota Densus 88.
Dalam catatan Densus 88, NK mempunyai banyak catatan kasus terorisme.
Yakni, mengikuti pertemuan kelompok radikal JAD se-Indonesia di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 20 hingga 25 November 2015.
"(Dalam pertemuan itu) Nanang sebagai pengajar teknik persenjataan," beber Boy.
Nanang juga ikut merencanakan pelatihan militer di Halmahera yang akan dijadikan sebagai basis pelatihan militer kelompok JAD pengganti Poso.
Kemudian menyembunyikan tersangka kasus bom Thamrin, Abu Asybal dan dia bersama dengan Fajrun juga ikut melakukan latihan membuat bom di Gorontalo pada 2016.
Selain itu, NK juga mengetahui dan menyembunyikan pelaku bom molotov gereja di Samarinda, Kalimantan Timur, bernama Andi Baso.
Serta pernah membeli senjata api M16 untuk kelompok JAD yang direncanakan sejak 2015.
Kemudian BEP (36) yang ditangkap di sebuah bengkel di Jalan Aria Putra, Sarua, Ciputat, Tangerang Selatan, tercatat pernah turut serta dalam jaringan kelompok Suryadi Mas'ud.
Ia pun pernah ikut pelatihan militer bersama kelompok teror di Filipina Selatan.
Lalu, AJ yang ditangkap di depan kantor Kelurahan Sindang Laya, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang, Banten, merupakan pemilik senjata api jenis FN yang dipegang NK.