TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat terdampak bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo akan segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Hal itu disampaikan Kepala BNPB Willem Rampangilei kepada Tribunnews.com, Senin (3/4/2017).
Menurutnya, hal ini diambil setelah bersama Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni melakukan peninjauan lapangan pasca bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo Mingu (2/3/2017) kemarin.
Menggunakan motor trail ke lokasi titik nol yang sulit diakses, Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama Bupati Ponorogo meninjau lokasi pasca bencana tanah longsor.
Panjangnya longsor yang terjadi dari mahkota longsor ke daerah hilir, mencapai 1,5 Km.
Menurut Rektor UGM Dwikorita yang ikut bersama Kepala BNPB, mengatakan struktur geologi di sekitar tempat kejadian berupa patahan.
Kepala BNPB mengatakan tim dari BNPB, PVMBG, UGM, PUPERA dan LHK telah melakukan Kajian secara cepat untuk melakukan pemulihan secara keseluruhan.
Salah satunya adalah relokasi penduduk terdampak.
"Bersama pemerintah daerah setempat, kami telah meminta untuk menyediakan segera tempat relokasi penduduk. Bupati telah menyetujui usulan masyarakat untuk membangun di lokasi ladang mereka. Namun akan kami kaji lebih dahulu daerah tersebut aman atau tidak dari potensi bencana" ujar Kepala BNPB.
Sebanyak 1.655 personil SAR gabungan dan masyarakat terus melakukan pencarian 26 korban yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.
Tim gabungan itu berasal dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, NGO, relawan.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada Tribunnews.com, Senin (3/4/2017).
"Sebanyak 26 korban tertimbun longsor masih dalam pencarian," ujar Sutopo.
Lebih lanjut ia mengakui tidak mudah mencari korban. Lokasi yang tertimbun longsor luas dan material yang menimbun rumah dan korban tebal.
Di beberapa lokasi ketebalan mencapai 20 meter.
Selain itu juga faktor cuaca, aksesibilitas menuju lokasi, keterbatasan peralatan dan komunikasi, serta bahaya susulan longsor.
Hujan deras pada Minggu siang (2/4/2017) pukul 13.30 WIB menyebabkan operasi SAR dihentikan sementara. Tujuh alat berat sudah dikerahkan di lokasi longsor.
Saat ini alat berat lain masih dalam perjalanan menuju lokasi.