TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah pusat perhatian nasional seolah-olah tertuju ke Pilkada DKI Jakarta, sebuah peristiwa mengejutkan masyarakat terjadi pada Selasa (11/4).
Seorang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan (40), diserang dengan sangat keji. Pelaku penyerangan menyiram air yang mengandung asam kuat atau sering dsebut air keras ke wajah Novel Baswedan.
Insiden penyerangan terhadap Novel Baswedan terjadi ketika Ia berjalan menuju rumahnya usai melaksanakan shalat Shubuh.
Namun sebelum Novel tiba di rumahnya yang hanya berjarak 30 meter dari Masjid, dua orang pelaku penyerangan yang diduga telah mengamati kegiatan Novel sehari-hari secara biadab menyiram air keras ke wajah Novel. Terlebih bahayanya, air keras tersebut mengenai kedua bola mata Novel.
Novel berusaha langsung meminta bantuan dari jamaah masjid untuk membawanya ke rumah sakit. Perawatan khusus untuk mata harus dijalaninya hingga akhirnya Ia harus dibawa ke Singapura, sehari pasca kejadian tersebut (12/4).
Teror secara fisik bukanlah kali pertama ini terjadi, Novel pernah mengalami kekerasan fisik di tahun 2012 saat hendak menangkap Bupati Buol.
Dan di pertengahan tahun 2016 lalu, sebuah mobil berusaha menabrak Novel berkali-kali saat dirinya berkendara sepeda motor menuju kantor KPK.
Keberhasilan Novel mengungkap kasus-kasus besar korupsi sejak tahun 2011, hingga sidang korupsi mega proyek KTP elektronik yang saat ini masih berlangsung, membuat masyarakat berpikir siapa dalang di balik penyerangan terhadap Novel Baswedan.
Untuk mengetahui kronologi penyerangan menggunakan air keras terhadap Novel Baswedan, Aiman bertamu ke rumah Novel Baswedan dan mewawancarai eksklusif Rina Emilda (istri Novel Baswedan), serta menemui saksi-saksi yang pertama kali melihat kejadian dan juga membawa Novel ke rumah sakit. Bagaimana kesaksian mereka?
Saksikan tayangan AIMAN bersama Jurnalis KompasTV, Aiman Witjaksono, dalam episode “RENCANA TEROR BUAT NOVEL”, Senin (17/4), yang tayang pukul 20.00 WIB di KompasTV. (Metalia/KompasTV).
>