TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses evakuasi penumpang terbakarnya kapal KM Mutiara Sentosa rute Surabaya-Balikpapan di perairan Pulau Masalembo, Sumenep Jawa Timur telah dilakukan tim Basarnas.
Kepala Basarnas M Syaugi menuturkan ada beberapa kendala yang dialami saat proses evakuasi.
Pertama adalah jauhnya lokasi kejadian kebakaran pesawat.
Kedua kondisi cuaca yang sedang tidak baik.
"Kendalanya lokasi cukup jauh. Cuaca tidak menguntungkan, ombak 1-2 meter. Angin 15 knot ini cukup menyulitkan," ujar Kepala Basarnas, M Syaugi, di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Minggu (21/5/2017).
Baca: Basarnas Belum Bisa Pastikan Penyebab KM Mutiara Terbakar
Kemudian kedalaman laut di perairan Masalembo yang dangkal pun juga turut menjadi kendala evakuasi penumpang kapal Mutiara Santosa oleh Kapal Merastus.
Kapal Merastus memang bukan kapal milik Basarnas, namun karena posisinya yang paling dekat dengan lokasi kejadian maka Basarnas meminta bantuan kepada kapal Merastus.
Sebelum kapal Merastus tiba maupun saat pemindahan korban, para penumpang baik yang selamat maupun yang meninggal dibantu juga oleh para nelayan.
"Banyak nelayan yang membantu kita. Kedua di Masalembo terlalu dangkal, kapal besar tidak bisa merapat," tutur M. Syaugi.
Basarnas pun masih belum bisa memastikan penyebab pasti terbakarnya kapal Mutiara Sentosa dan menyerahkan proses investigasi kepada Komisi Nasional Keselamatan Kerja (KNKT).
Dugaan sementara ledakan berasal dari bawaan yang dibawa penumpang.
"Kebakaran yang menurut informasinya ada kendaraan yang membawa gas sehingga meledak. Kita belum tahu itu," ucap Syaugi.
Dari 197 penumpang kapal, 192 penumpang selamat dan 5 orang meninggal dunia.