Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) siap mengamankan peringatan Hari Raya Idul Fitri 2017 dengan nama Operasi Ramadnya 2017.
Ada 17 potensi ancaman yang menjadi target pengamanan kepolisian dalam operasi Hari Lebaran tahun ini.
Demikian disampaikan Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Menurut Setyo, hasil gelar rapat jajaran Polri pada Selasa (30/5/2017), ada 17 potensi ancaman yang bakal terjadi sebelum dan pasca-Hari Raya Idul Fitri 2017, sebagaimana evaluasi Operasi Ramadnya 2016.
"Ancaman ada banyak, nomor satu tetap terorisme. Ini menjadi antisipasi utama kami," ungkap Setyo.
Hari Raya Idul Fitri 2017 sendiri diperkirakan jatuh pada 25 dan 26 Juni 2017. Dan pada mudik Lebaran tahun ini diperkirakan ada peningkatan pergerakan jumlah kendaraan dan orang yang melakukan mudik.
Berikut 17 potensi ancaman Idul Fitri 2017:
1. Terorisme
2. Pencurian atau perampokan dengan kekerasan meliputi, pencurian toko emas, nasabah bank, dan pencurian kendaraan bermotor
3. Sweeping ormas
Warga atau masyarakat yang merasa ada dugaan pelanggaran di lingkungannya diharapkan tidak main ambil tindakan sendiri dengan sweeping. Diharapkan hal itu dilaporkan ke kepolisian terdekat sehingga kepolisian yang melakukan tindakan terhadap dugaan pelanggaran tersebut.
"Sweeping ormas ini sudah disampaikan okeh pimpinan, bahwa ormas tidak boleh melakukan sweeping. Sebab, ormas tidak mempunyai kewenangan melakukan sweeping," tegas Setyo.
4. Petasan atau mercon
Pelarangan menggunakan petasan atau mercon karena mempunyai daya ledak sehingga bisa berdampak melukai hingga keselamatan jiwa seseorang. Selain itu, barang tersebut berpotensi membuat gangguan kamtibmas seperti tawuran warga.