News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Panglima TNI

Panglima TNI : Perjuangan Kemerdekaan Dijiwai Nilai-Nilai Religius Pemuka Agama

Editor: FX Ismanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, memberikan ceramah dihadapan ribuan personel TNI-Polri, Alim Ulama, Tokoh Masyarakat, Sesepuh Pondok Pesantren, masyarakat dan Anak Yatim Piatu, biar diguyur hujan yang bertempat di Lapangan Brigif Raider 13 Galuh, Tasikmalaya, Jawa Barat. Rabu (21/6/2017).

Laporan Puspen TNI,  Kolonel Inf Bedali Harefa

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia  dijiwai dengan nilai-nilai agama atau religius karena pada dasarnya para pejuang berlatar belakang agama yang kuat.  Jenderal Besar Sudirman Panglima TNI pertama, beliau juga  seorang guru agama yang taat beribadah.  Anak buahnya sering memanggilan dengan sebutan Kyai.

Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dihadapan ribuan personel TNI-Polri, Alim Ulama, Tokoh Masyarakat, Sesepuh Pondok Pesantren, masyarakat dan Anak Yatim Piatu, bertempat di Lapangan Brigif Raider 13 Galuh, Tasikmalaya, Jawa Barat. Rabu (21/6/2017).

Panglima TNI dan Tokoh Agama Shalat Bersama di Babawah guyuran hujan. (Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.)

“Yang memperjuangkan bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang merdeka adalah rakyat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, agama dan ras yang berjuang mengorbankan harta benda, pertumpahan darah bahkan nyawa,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa pada perjuangan kemerdekaan tempo dulu, dimana para ulama dan santri ikut serta dalam setiap pertempuran melawan penjajah sampai akhirnya kemerdekaan Indonesia bisa direbut.  “Setelah itu, ulama dan para santri kembali ke pesantrennya dan sebagian lagi tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan membentuk  Badan Keamanan Rakyat (BKR). Itulah cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI),” tuturnya.

Panglima TNI dan Tokoh Agama. (Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.)

Pada kesempatan tersebut, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo megungkapkan peranan tokoh agama dalam peristiwa Pertempuran Surabaya 10 November 1945, dimana TNI baru berumur satu bulan dan belum mempunyai senjata modern untuk menghadapi  tentara Sekutu.  K.H. Hasyim Ashari mengeluarkan Fatwa Jihad Fisabilillah agar para umat Islam khususnya para santri  yang dipimpin oleh seorang Ulama bernama Kyai Abbas kembali turun gunung berjuang melawan tentara Sekutu. 

“Ini yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat bahwa yang memimpin perlawanan terhadap Sekutu pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya adalah Kyai Abbas dari Pesantren Buntet,” ungkapnya.

Dihadapan ribuan jamaah yang hadir, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kembali memberikan apresiasi kepada tokoh-tokoh agama yang merumuskan Pembukaan UUD 1945.  Para ulama dengan mengedepankan rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan serta ke-Bhineka Tunggal Ika-an sepakat untuk sila pertama Pancasila adalah ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.  “Jadi, Pancasila itu merupakan bentuk kompromis umat beragama khususnya umat Islam saat mendirikan NKRI dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.

Panglima TNI dan tokoh agama. (Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.)

Panglima  selalu mengingatkan kepada prajurit TNI dimanapun bertugas, harus selalu menjaga hubungan baik dengan para ulama dan pemuka agama lainnya untuk mengamankan bangsa ini.  “Kalau TNI mau sukses dalam menjalankan tugas pokoknya maka harus selalu dekat dengan pemuka-pemuka agama. Itu kuncinya,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Dalam sambutannya, Panglima TNI  juga memuji kemampuan syiar para ulama Indonesia dalam menyebarkan agama Islam di luar negeri. Hal ini juga diakui oleh pimpinan Afrika Selatan yang mengatakan bahwa, sangat beruntung penyebaran agama Islam di Afrika Selatan disebarkan oleh ulama-ulama dari Indonesia, sehingga walaupun di Afrika Selatan banyak agama non muslim, tetapi disanalah penyebaran Islam dapat berjalan aman.

Panglima TNI dan Tokoh Agama. (Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.)

Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa sampai saat ini dunia mengakui selama bulan suci Ramadhan, selain di Mekah dan Madinah,  Indonesia adalah tempat yang paling aman untuk beribadah. “Indonesia yang berpenduduk mayoritas Islam terbesar di dunia menjadi rujukan dan contoh tauladan untuk Islam yang Rahmatan Lil Alamin,” tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini