TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah cangkir berisi sisa air keras yang ditemukan di dekat lokasi penyerangan penyidik KPK Novel Baswedan diharapkan menjadi kunci untuk mengungkap kasus tersebut.
Dari cangkir itu bisa didapatkan sidik jari yang mengarah ke pelaku.
Akan tetapi, polisi tidak berhasil menemukan sidik jari siapapun pada cangkir tersebut.
"Sidik jari memang tidak ada atau tidak ditemukan di dalam botol atau gelas yang ada," ujar Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta pada Senin (31/7/2017).
Simpang Susun Semanggi, Ahok Memulai, Djarot Menyelesaikan dan akan Diresmikan Jokowi https://t.co/KsX0hVbsQg via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 31, 2017
Menurut Tito, cangkir tersebut masih dalam kondisi basah saat ditemukan penyidik.
Kondisi cangkir basah itu mengakibatkan perlengkapan pengungkap sidik jari tidak mampu bekerja.
"Saat akan di-swipe menggunakan serbuk, di situ masih basah sehingga sidik jarinya menjadi hilang dan serbuknya tidak bisa membaca sidik jarinya," papar Tito.
Untuk mengungkap kasus ini, polisi sudah memeriksa sebanyak 59 saksi, sempat mengamankan 5 orang yang ternyata bukan pelaku, mengamankan 50 rekaman CCTV, dan pemeriksaan terhadap sekitar 100 toko kimia.
Sejauh ini, Polri belum dapat mengungkap siapa pelaku yang menyerang Novel sehingga mengakibatkan kondisi serius pada kedua mata Novel.
Penulis: Fabian Januarius Kuwado
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul: Ini Kata Kapolri soal Sidik Jari di Cangkir Air Keras Penyerang Novel Baswedan