Di kilometer 8, tepatnya di persimpangan Jalan Prof Dr Ida Bagus Mantra dengan jalan Gelgel Jumpai, peserta disambut sekelompok laki-laki yang memainkan gamelan khas Bali di pinggir jalan.
Di titik tersebut juga terdapat sejumlah warga yang berbaris di pinggir jalan, menyemangati para peserta sembari menjulurkan tangannya untuk menawarkan 'tos.'
Memasuki Jalan Gelgel Jumpai di kilometer 11, peserta disuguhi suasana yang berbeda.
Jalan kampung selebar sekitar 4 meter, dengan pemandangan sawah serta rumah-rumah warga, di temui peserta.
Di sepanjang jalan Gelgel Jumpai hingga Jalan Raya Takmung, tiga kali peserta disuguhi pertunjukan budaya Bali, lengkap dengan warga yang memberikan semangat.
Di jalan Tegal Besar, atau tepatnya di kilometer 20, peserta disuguhi oleh sambutan dari puluhan siswa yang mengenakan pakaian adat bali, dan puluhan warga, yang meneriakan yel-yel untuk menyemangati peserta lomba, sembari menjulurkan tangan mereka.
Sabutan-sambutan tersebut, beserta suguhan pemandangannya, membuat jalur menanjak curam nan berliku di lintasan tersebut tidak begitu terasa.
Untuk peserta yang tergolong 'medioker'dalam dunia lari, atau mereka yang keepatannya sekitar 6 menit 30 detik per kilomter, panitia mempersiapkan agar mereka terlindung untuk beberapa saat dari sinar mentari.
Peserta dengan kecepatan seperti itu, sampai sekitar pukul 08.00 WIB, sedikit banyaknya bisa terlindung dari sengatan matahari, karena lintasan yang terletak di lembahan.
Setelah kilometer 18, jalur yang disuguhkan mulai tidak ramah. Selain tanjakan yang cukup curam, jalur lari juga terletak di posisi di mana tidak ada yang melindungi peserta dari sengatan matahari pagi. Hingga kilometer 33, semua tanjakan relatif tidak ada lagi, peserta disuguhi jalur datar dan menurun.
Bahkan dari kilometer 37 hingga titik finish, mereka yang punya cukup tenaga, bisa berlari tanpa henti karena jalurnya terus menurun.
Presdir Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, menyebut penyelenggara memang mempersiapkan jalur, yang sedikit banyaknya bisa memanjakan para pelari.
Ia mengatakan Bali denga segala kelebihannya, adalah lokasi yang ideal untuk digelar lomba lari Marathon.
Karena itu, tak heran peserta tahun ini meningkat.
"Tahun ini ada sekitar sembila ribu pelari yang terdaftar, ini meningkatan dari tahun lalu sekitar dua puluh persen, yang mencapai sekitar tujuh ribu limar ratus peserta," katanya.