TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir merupakan peristiwa alam yang biasa dan kerap terjadi dimanapun, namun bila berdampak pada keberlangsungan dan aktivitas manusia, banjir menjadi bencana dan mengganggu bahkan timbul kerugian di masyarakat.
Beberapa dekade terakhir telah terjadi peningkatan jumlah kejadian banjir yang mengakibatkan kerusakan yang signifikan.
Dampaknya dapat lebih parah seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah pemukiman di daerah rawan banjir dan mengganggu siklus hidrologi.
Karenanya bila kita mengetahui data-data terkait bencana banjir, maka paling tidak bisa dilakukan antisipasi dan minimalisasi dampak yang ditimbulkan.
Terkait dengan hal itu, PT Reasuransi MAIPARK Indonesia meluncurkan MAIPARK Hydra- aplikasi berbasis Web yang menampilkan data mengenai banjir di Indonesia, bersamaan dengan dilaksanakannya simposium tentang banjir yang kedua kalinya, dengan tema perubahan iklim (climate change).
Baca: Banjir, Dua Keluarga WNI Mengungsi ke KJRI Houston
Simposium ini dilaksanakan di MAIPARK Ballroom, Gedung Permata Kuningan, Jakarta dan dihadiri oleh Direktur Teknik beserta underwriter dari seluruh perusahaan asuransi, reasuransi di Indonesia.
Direktur Utama PT Reasuransi MAIPARK Indonesia, Yasril Y. Rasyid, terlepas dari strategi pencegahan banjir, pendekatan baru untuk mengakomodasi peningkatan risiko banjir diperlukan untuk menciptakan solusi berkelanjutan.
"Juga memungkinkan untuk mengatasi perkembangan wilayah perkotaan yang terus meningkat terutama di daerah rawan banjir serta munculnya ketidakpastian yang disebabkan oleh perubahan iklim," katanya.
Dalam simposium, dipaparkan hasil studi dari Tim Riset Banjir Jakarta terkait bencana banjir, sekaligus memperkenalkan MAIPARK – Hydrology Analysis (HYDRA), aplikasi berbasis Web yang dikembangkan oleh Research and Innovation (RDI) Group, PT Reasuransi MAIPARK Indonesia,”papar Yasril.
Aplikasi ini dibangun untuk berbagi hasil riset banjir RDI terkait informasi kejadian banjir historis dan risiko banjir untuk wilayah DKI Jakarta kepada masyarakat umum.
Selain itu terdapat fitur untuk melakukan simulasi kerugian sederhana akibat banjir berdasarkan ketinggian rendaman dan jenis bangunan.
HYDRA versi kedua mempunyai kelebihan disbanding versi pertama yang diluncurkan pada tahun 2015, seperti terdapat features historical data, flood model untuk seluruh Indonesia, tak hanya Jakarta.