Nurlina beralasan jika hanya terbaring di bangsal tanpa tindakan medis, lebih baik dipulangkan ke kampung halamannya supaya bisa dijenguk sanak tetangga setiap harinya.
Nurlina akhirnya dipulangkan ke kampung halamannya di desa Pasiang kecamatan Matakali Polewali Mandar. Karena tak punya rumah sendiri, janda dua anak ini kemudian ditampung petugas di salah satu ruangan pustu Pasiang, kecamatan Matakali.
Di salah satu ruangan pustu inilah Nurlina dirawat bidan Fitri seadanya dengan mengandalkan ramuan dedaunan.
“Ada satu keluarganya di sini tapi dia juga termasuk tidak mampu makanya petugas berinisiatif menampung Nurlina dan anaknya di pustu Pasiang. Selama di sini ia diberi ramuan tradisonal agar kelak bisa sembuh. Anaknya kita sekolahkan di sekolah terdekat dari pustu,” ucap Fitri.
Baca: Anak Korban First Travel Ini Berharap Andika dan Anniesa Dihukum Gantung
Saat kondisi kesehatan Nurlina kian memburuk dan bahkan ditumbuhi belatung, Nurlina kembali dilarikan ke Rumah Sakit Polewali Mandar untuk kedua kalinya.
Belatung yang tiba-tiba muncul dari dalam badan Nurlina itu, dalam sehari jumlahnya mencapai puluhan ekor. Setiap hari petugas kesehatan mencabuti belatung itu supaya tidak menggerogoti badannya.
“Kita bingung segala upaya sudah kita lakukan termasuk memberi obat tradisional dari ramuan dedaunan tapi tak kunjung sembuh. Belakangan malah belatung hidup berkembang biak di badannya,” tutur Rani, salah satu keluarga dan tetangganya yang mendampingi saat di rumah sakit.
Kendati badannya terus digerogoti kanker dan belatung hidup, Namun semangat Nurlina tak pernah padam untuk tetap bertahan hidup.
Satu satunya yang menjadi pikiran adalah putri semata wayangnya, Arlin (8) yang kini ikut jadi korban lantaran ibunya jatu sakit. Selama ibunya berpindah-pindah Arlim sempat tak bersekolah.
Penulis: Kontributor Polewali, Junaedi
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Menderita Kanker Stadium 4, Badan Nurlina Dipenuhi Belatung