TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei lembaga Centre For Strategic and International Studies (CSIS) menyebut elektabilitas Joko Widodo masih berada di atas pesaing kuatnya, Prabowo Subianto jelang Pilpres 2019.
Joko Widodo pada survei CSIS 2017 ini mendapatkan nilai elektabilitas sebesar 50,9 persen berbanding 25,8 persen milik Prabowo.
Walaupun unggul Direktur Eksekutif CSIS, Philips J Vermonte mengatakan ada kelemahan yang dimiliki Joko Widodo dan bisa dieksplorasi oleh kubu Prabowo Subianto.
"Joko Widodo lemah pada segmen pemilih umur 20-29 tahun, selain itu dia unggul di semua segmen umur dari Prabowo Subianto. Sebagian besar dari orang yang mendukung Prabowo adalah mereka yang tidak puas dengan kinerja pemerintahan sekarang," kata Philips saat konferensi pers survei CSIS 2017 di Pakarti Centre, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2017).
Celah itu dapat dimanfaatkan kubu Prabowo yang banyak didukung pemilih Gerindra, PKS, Demokrat, PBB, dan Perindo.
Pasalnya dua partai pendukung pemerintah saat ini PAN dan Hanura masih terbelah dan banyak yang mendukung Prabowo.
Baca: KPK Belum Dapat Bukti Tambahan Kasus Lahan RS Sumber Waras
Sementara itu Joko Widodo mendapat dukungan dari PDIP, Golkar, Nasional Demokrat, PKB, dan PPP.
Philips mengingatkan bahwa keunggulan itu bukan angka elektabilitas yang aman bagi Joko Widodo.
"Kaau belum mencapai angka 65 persen kubu Jokowi masih perlu waswas. Selain dua kubu yang akan bertarung kemungkinan besar akan muncul juga poros lain yakni Demokrat jika bisa menarik dukungan dari PPP, PKB, dan PAN yang kemungkinan akan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai kuda hitam," ujarnya.