TRIBUNNEWS.COM – Salah satu penyebab pengepungan Kantor LBH Jakarta pada Minggu (17/9/2017) hingga Senin esok harinya adalah tersiar kabar dinyanyikannya lagu Genjer-genjer di dalam gedung itu.
Padahal kabar itu adalah bohong.
LBH menduga berita bohong soal nyanyian itu disebarkan terkait dengan acara seni AsikAsikAksi.
Dalam rilis bersama YLBHI-LBH Jakarta disebutkan, pihaknya menggelar acara seni itu yakni pembacaan puisi hingga membawakan lagu, dalam rangka keprihatinan atas pembubaran acara seminar sejarah Peristiwa 1965 pada Sabtu (16/9/2017).
Baca: Tangkap Pencuri Motor Kambuhan, Polisi Menyamar Jadi Driver Gojek
Lagu Genjer-genjer memang identik dengan PKI.
Padahal, menurut Asvi Warman Adam, Genjer-genjer adalah lagu rakyat Banyuwangi, yang terkenal sejak 1962 setelah diberi notasi musik oleh M Arief dan dilagukan Bing Slamet.
Sekitar 1965, lagu ini diaransemen untuk paduan suara oleh bagian kebudayaan CC PKI bersama lagu daerah lainnya.
Sebenarnya oleh PKI bukan hanya lagu Genjer-genjer saja yang diubah aransemennya untuk paduan suara mereka, ada beberapa lagu lainnya.
Tapi lagu Genjer-genjer yang malah lekat dengan PKI.
Baca: Agus Yudhoyono Ceritakan Pengalaman Dilintasi Rudal Korut Saat Berada di Tokyo
Dalam keseharian, genjer ini sering dibikin sayur oleh masyarakat kelas bawah.
Termasuk gulma, genjer atau paku rawan (Limnocharis flava) banyak ditemui di sawah atau perairan dangkal. Genjer menjadi sayur alternatif jika sudah tidak ada sayuran lain yang bisa dimasak.
Namun saat ini, sayur genjer sudah menjadi favorit dari masyarakat Indonesia, terutama mereka yang seorang vegetarian.