Malam itu di Talkshow Rosi mereka dipertemukan dengan Ali Fauzi, adik kandung Ali Imron dan Amrozi, pelaku bom Bali.
Mereka juga bertemu Kurnia Widodo, mantan narapidana teroris yang pernah dipenjara selama 6 tahun karena merakit bom untuk kelompok teroris.
Ali Fauzi dan Kurnia Widodo pernah terlibat dalam jaringan teroris.
Pertemuannya dengan para korban bom, adalah salah satu titik balik kehidupan mereka. Bersama sejumlah mantan teroris, Ali Fauzi kini bahkan membangun lembaga dan tempat pendidikan sekolah yang menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan jauh dari kekerasan.
Hijrah menuju Perdamaian
“Pertama kali bertemu, rasanya mau saya cekek orang ini,” kata Tumini, menunjuk Ali Fauzi adik Ali Imron dan Amrozi pelaku Bom Bali. “Saya mau jadikan dia seperti korban-korban yang tak berdosa itu,”
Nada bicara Tumini malam itu tak lagi penuh amarah. Malah, dia menyampaikannya sambil setengah tertawa. Ya, Tumini sudah tak lagi menyimpan dendam. Ia dan korban-korban bom lain yang hadir di Talkshow Rosi, sudah mengampuni para pelaku teror.
Meski tak mudah, mereka sudah hijrah. Dari jiwa yang menyimpan amarah, menjadi jiwa yang pemaaf.
Tak mudah bagi para korban teror berhijrah dari rasa marah dan dendam. Butuh bertahun-tahun.
Aliansi Indonesia Damai (AIDA) adalah salah salah satu lembaga yang sebelumnya pernah mempertemukan mereka, para korban bom dengan mantan pelaku teror. Mereka kini membentuk Tim Perdamaian yang mengkampanyekan bahaya ajaran terorisme ke sekolah-sekolah, kampus-kampus, hingga lembaga pemasyarakatan.
Kurnia Widodo, mengakui pertemuan dengan para korban bom adalah salah satu yang mengubah pandangannya tentang aksi-aksi terorisme. “Penderitaan dan pemaafan mereka....... “
Oleh: Budhi Kurniawan, Produser Program Rosi