TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Majdi menilai, pemutaran ulang film G30S/PKI penting sebagai pengingat sejarah terutama untuk generasi milenial serta tidak menjadi polemik berkepanjangan di masyarakat.
“Penayangan film ini merupakan hal penting karena peristiwa G30S/PKI sudah menjadi bagian sejarah bagi bangsa, sehingga pemerintah perlu memiliki satu suara dalam menunjukkan bahaya dari komunis dan gambaran bahwa tidak berlakunya sistem komunis di Indonesia,” jelas gubernur yang biasa dipanggil TGB ini (Tuan Guru Bajang) ketika dihubungi wartawan, Rabu (20/9/2017).
Jika mengamati berbagai negara maju seperti Amerika Serikat, China, dan negara-negara di Eropa, mereka bisa maju karena para warganya selalu mempelajari, menghargai, serta menauladani sejarah para pahlawan mereka, sebab menghargai sejarah merupakan salah satu langkah untuk tercapainya menuju bangsa yang beradab, maju, dan besar.
Baca: Pro Kontra Film G30S/PKI Urusan Sejarawan Saja
TGB juga melihat bahwa pemutaran film G30S/PKI tidak perlu menjadi polemik yang dapat memicu konflik di masyarakat.
Menurutnya, pemutaran film itu bertujuan untuk menginformasikan fakta dan nilai sejarah masa lalu, serta tidak bertendensi mendiskreditkan pihak lain atau menumbuhkan dendam di antara sesama anak bangsa.
Ia menilai positif usulan Pemerintah memperbarui film G30S/PKI untuk mempermudah generasi milenial dalam memahami pesan yang disampaikan sesuai target mereka.
“Menonton film yang lama atau bikin film baru sesuai perkembangan zaman bagus untuk pembelajaran sejarah atau edukasi kepada generasi muda," ujarnya.
Selain itu, ia menambahkan melalui kegiatan ini diharapkan generasi milenial juga dapat menelisik lebih banyak sejarah Indonesia, tidak mudah terpengaruh dengan isu-isu hoax yang semakin banyak beredar dan mengetahui perjuangan para pendiri bangsa.
"Saya berharap ke depan generasi muda dapat mengukir prestasi-prestasi yang membanggakan bagi negara republik Indonesia yang kita cintai ini,” tambahnya.