Namun siapa sangka jika CEO Uberjek itu juga pernah mencalonkan diri sebagai presiden pada 2013 silam melawan Jokowi.
Riwayat itu tertulis dalam sebuah halaman blog miliknya bernama Awas 2014.
Aris Wahyudi yang akrab disapa Arwah itu, menuliskan tentang rasa syukurnya karena telah memutuskan untuk kembali terjun ke dunia politik, usai kalah dalam Pemilihan Bupati Banyumas pada 2008.
Terdapat sejumlah alasan yang menurut Aris dirinya pantas menduduki kursi presiden, antara lain keinginannya untuk menciptakan kejujuran dalam politik Indonesia, hingga pembohongan rakyat dengan janji palsu pejabat,
"Selama ini, banyak orang yang mencapreskan diri dengan cara munafik. Mereka pura-pura tidak berkeinginan, tetapi di belakangnya mereka menyusun kekuatan, menggalang dukungan, untuk dijadikan alasan bagi ambisi mereka menjadi tidak benar. Arwah meyakini, budaya seperti ini tidak benar, karena 'tanpa kemunafikan, Indonesia akan lebih baik," tulisnya.
Kala itu, dirinya yakin mampu memenangkan Pilpres 2014. Karena menurutnya, bukan jabatan, uang ataupun keturunan yang menjadi penolong sebuah usaha, tetapi Tuhan.
Dirinya pun memiliki program kesejahteraan rakyat, di antaranya UMR sebesar Rp 16 juta per bulan, membuka 10 juta lapangan pekerjaan, hingga meyakini dapat melunasi utang negara.
"Walaupun bukan konglomerat, walaupun bukan pejabat, walaupun bukan ketua partai, walaupun bukan anak orang terkenal, namun Arwah tetap berkeyakinan akan memenangi Pilpres 2014," tulis Arwah.
Walau cita-citanya baik, belum diketahui apa penyebab Arwah gagal dalam kontestasi Pilpres 2004.
Namanya tidak muncul dalam penyaringan calon, apalagi bersanding dengan para calon presiden seperti Joko Widodo ataupun Prabowo Subianto kala itu.(*)
Penulis: Dwi Rizki