TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Walau sang istri, Rani Tania, menyebut suaminya yakni Aris Wahyudi, pendiri sekaligus pemilik nikahsirri.com tidak waras, namun keluarga mereka terlihat bahagia.
Tidak ada yang berbeda dengan keluarga kebanyakan, mereka terlihat berkumpul untuk jalan-jalan atau sekedar makan bersama.
Potret kebahagiaan tersebut terekam dalam riwayat postingan Rani dalam akun Instagram @ranitania0212.
Walau postingan didominasi dengan Rani, beberapa foto memperlihatkan kedekatan Aris dengan Rani maupun anak-anak.
Seperti postingan Rani pada tanggal 10 September 2017 lalu.
Baca: Pendiri Situs Nikahsirri.com Agak Gila Setelah Kalah di Pilkada Banyumas
Keduanya terlihat tengah dalam bepergian dengan mengendarai sebuah mobil, dalam foto keduanya pun tersenyum.
"Yuhuuuu pulang saja yg di cari ga ketemu... Pa sopir tumben senyum," tulis Rani dengan tambahan dua buah emoticon mengejek pada akhir kalimat.
Selain itu, kedekatan pria yang disebut Rani gila usai kalah dalam Pemilihan Bupati Banyumas pada tahun 2008 itu ditunjukkan lewat potret Aris yang tengah makan sepiring salad bersama dua orang anaknya.
"Anteng we eta ber3 kalian makan salad elehhh lapar...? Songong ya makannya di pizza buang2 duit mulu..... Ahahaha," tulis Rani pada postingan tanggal 7 Agustus 2017.
Seperti diketahui sebelumnya, Rani Tania, istri dari Aris Wahyudi mengaku tidak heran ketika mengetahui sang suami memicu kontroversi terkait situs nikahsirri.com dan Partai Ponsel.
Ide-ide yang dianggap Rani tidak wajar itu diungkapkannya lantaran sang suami gila pascakalah dalam kontestasi Pemilihan Bupati Banyumas pada tahun 2008 silam.
Ingin jadi Presiden
Nama Aris Wahyudi, pendiri sekaligus pemilik nikahsirri.com, mendadak melejit, setelah situs yang diduga sebagai prostitusi online miliknya itu, disorot berbagai pihak.
Namun siapa sangka jika CEO Uberjek itu juga pernah mencalonkan diri sebagai presiden pada 2013 silam melawan Jokowi.
Riwayat itu tertulis dalam sebuah halaman blog miliknya bernama Awas 2014.
Aris Wahyudi yang akrab disapa Arwah itu, menuliskan tentang rasa syukurnya karena telah memutuskan untuk kembali terjun ke dunia politik, usai kalah dalam Pemilihan Bupati Banyumas pada 2008.
Terdapat sejumlah alasan yang menurut Aris dirinya pantas menduduki kursi presiden, antara lain keinginannya untuk menciptakan kejujuran dalam politik Indonesia, hingga pembohongan rakyat dengan janji palsu pejabat,
"Selama ini, banyak orang yang mencapreskan diri dengan cara munafik. Mereka pura-pura tidak berkeinginan, tetapi di belakangnya mereka menyusun kekuatan, menggalang dukungan, untuk dijadikan alasan bagi ambisi mereka menjadi tidak benar. Arwah meyakini, budaya seperti ini tidak benar, karena 'tanpa kemunafikan, Indonesia akan lebih baik," tulisnya.
Kala itu, dirinya yakin mampu memenangkan Pilpres 2014. Karena menurutnya, bukan jabatan, uang ataupun keturunan yang menjadi penolong sebuah usaha, tetapi Tuhan.
Dirinya pun memiliki program kesejahteraan rakyat, di antaranya UMR sebesar Rp 16 juta per bulan, membuka 10 juta lapangan pekerjaan, hingga meyakini dapat melunasi utang negara.
"Walaupun bukan konglomerat, walaupun bukan pejabat, walaupun bukan ketua partai, walaupun bukan anak orang terkenal, namun Arwah tetap berkeyakinan akan memenangi Pilpres 2014," tulis Arwah.
Walau cita-citanya baik, belum diketahui apa penyebab Arwah gagal dalam kontestasi Pilpres 2004.
Namanya tidak muncul dalam penyaringan calon, apalagi bersanding dengan para calon presiden seperti Joko Widodo ataupun Prabowo Subianto kala itu.(*)
Penulis: Dwi Rizki