Kitman yang tak mengerti apa-apa ikut diangkut ke dalam truk menuju Lubang Buaya.
"Polisi itu diserahkan ke saya. 'Pak Ishak, ini ditembak, ya.' Saya tanya salahnya apa. 'Jangan-jangan dia tahu masalah,'" kenang Ishak di rumahnya di Purbalingga kepada Tribunjateng.com, Kamis (5/10/2017).
Mendengar penjelasan Sukitman, Ishak menaruh kasihan.
Ia tak menuruti arahan membunuh tawanan.
Di saat pasukan sibuk mengurusi jenazah para jenderal, kesempatan Ishak meloloskan Kitman dari maut datang.
Polisi tak berdosa itu disembunyikan di dalam mobil jipnya.
Baca: Pegawai Balai Kota yang Menangis Saat Baca Surat dari Ahok
Kitman disuruh tak berisik di dalam mobil agar tak ketahuan prajurit lain.
Setelah jasad para jenderal dipendam di dalam sebuah sumur tua, Lubang Buaya kembali lengang.
Seluruh pasukan bubar kecuali beberapa sopir truk pengangkut pasukan.
Ishak dipasrahi memimpin sopir-sopir itu kembali ke markas.
Dia bersama beberapa orang yang tertinggal segera kembali ke Istana.
Sukitman, sandera yang sembunyi sampai terlelap di dalam jip ikut menumpang hingga selamat dari maut.
"Kalau Kitman tidak saya sembunyikan, sudah ditembak dia. Jadi tidak benar kalau ada yang menyebut Kitman melarikan diri dari Lubang Buaya. Saya yang menyelamatkan dia," tuturnya.