News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Panglima yang Pimpin Perang dalam Kondisi Sakit, dan Tak Pernah Absen Shalat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mayor Purn Abu Arifin, ajudan II Jenderal Soedirman, di kediamannya di Kecamatan Padamara, Purbalingga, Jumat (6/10/2017).

Pria kelahiran Bodaskarangjati, Purbalingga, ini lantas memerintahkan Ajudan I Soepardjo Rustam menghadap Presiden Soekarno.

Tujuannya agar segera menurunkan mandat kepadanya dalam menghadapi Belanda.

Butuh perjuangan bagi Pardjo, di kemudian hari menjadi gubernur Jateng dan menteri dalam negeri, menembus jalanan menuju istana karena terus dihujani tembakan dari udara.

Sesampainya di istana, upaya Pardjo masuk digagalkan para pengawal presiden yang merupakan rekannya sendiri.

Maklum, keselamatan presiden ada di pundak pengawal sehingga tak sembarang orang boleh menghadap presiden.

Apalagi dalam kondisi genting saat itu.

Soedirman tak sabar menunggu Pardjo yang tak kunjung memberi kabar.

Baca: Mahasiswa IPB Temukan Jamur Langka Harganya Bisa Mencapai Rp 2 Juta Per Kilo

Dia lalu meminta dipapah ke mobil dinas, berniat menghadap Soekarno langsung.

Pintu gerbang istana baru dibuka saat mobil dinas Panglima Besar memasuki komplek istana.

Presiden sedang mengadakan rapat darurat dengan para pembantunya, saat itu.

Serangan pesawat tempur Belanda semakin ganas.

Soedirman kemudian menyuruh Komandan Kompi Kawal I Kapten Tjokropranolo alias Nolly pulang ke Bintaran.

Nolly, di kemudian hari menjadi gubernur DKI Jakarta, diperintahkan membakar seluruh dokumen di rumah dinas agar tak jatuh ke tangan Belanda.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini