Hal itu terlihat dari pemecatan dua kadernya Ahmad Doli Kurnia dan Yorrys Raweyai.
"Kepemimpinan Setya Novanto dengan Idrus Marham sebagai Ketua Umum dan Sekjen telah berada pada titik nadir. Kepemimpinan yang akan meruntuhkan partai dan berada pada legitimasi terendah. Setelah memecat bung Doli, karena kritisisme sekarang mencopot Bung Yorrys karena menjadi ketua kajian elektabilitas. Hendak dibawa ke mana partai ini oleh duet SN - IM ini?," ujar Shoim.
Karenanya lanjut Shoim, duet kepemimpinan Novanto-Idrus Marham harus segera diselamatkan.
"Suka udele dewe mereka mengelola organisasi. Belum lagi ribut-ribut soal tarif rekom pilkada, semakin menambah daftar bahwa partai sudah bobrok dibawah Setya Novanto dan Idrus Marham," sambung Shoim.
Sementara itu, Ketua DPD 1 Partai Golkar se-Indonesia, menjenguk Setya Novanto di kediaman di kawasan Jakarta Selatan, lalu melakukan pertemuan di Bimasena Dharmawangsa Jakarta Selatan yang diakui mereka sebagai ajang silaturahmi dan temu kangen semata.
Ketua DPD 1 Partai Golkar Papua, Klemen Tinal, membenarkan dan ikut hadir dalam kegiatan malam tadi, yang diinisiasi oleh para Ketua DPD 1 Partai Golkar se-Indonesia.
"Kita malam tadi jenguk Pak Ketua di kediamannya, terlihat belum sehat betul, tapi semangatnya luar biasa dan tanggal 9 ingin mulai bekerja, kita dukung penuh beliau," katanya.
Baca: Keluarga Sudah Tak Bisa Hubungi Aditya Sejak Pagi
Usai menjenguk, seluruh Ketua DPD 1 Partai Golkar melakukan pertemuan di Bimasena Dharmawangsa Jakarta Selatan, yang selesai pada pagi dini hari tadi.
"Hasil pertemuan kita lebih mensupprot pak ketum, kami tegaskan ke beliau agar secepatnya ambil langkah untuk jayanya Golkar di Indonesia, langkah-langkah seperti revitalisasi, kemudian reorganisasi dan konsolidasi, itu penting," kata Klemen Tinai.
Para Ketua DPD 1 Partai Golkar yang berkumpul malam tadi juga memastikan tidak ada rencana munaslub seperti isu yang coba dihembuskan oleh 1-2 orang di media.
"Itu mimpi dan keinginan jahat 1-2 orang saja. Seluruh kader partai Golkar yang sudah sangat solid saat ini, tidak dapat diperalat apalagi termakan isu tersebut. Semua kader memahami jika munaslub yang diinginkan 1-2 orang ini justu dapat memecah belah partai golkar," tegas Klemen.
Saat ditanya soal kebenaran kabar jika Korbid Polhukam Golkar Yorry Raweyai yang termasuk di revitalisasi, Klemen Tinai menilai sudah seharusnya demi kesolidan, kemajuan serta menghindari perpecahan di dalam partai.
"Ini bukan soal suka tidak suka tidak, ini soal kejayaan Golkar. Agar organisasi ini lebih baik, ya revitalisasi, semua (para ketua DPD 1) mendukung kepemimpinan beliau kedepan, kenapa itu penting, karena proses-proses sekarang seperti pilkada putaran ketiga, masuk pileg pilrpres itu harus ketum defenitif, itu amanat UU, hari ini Golkar punya ketum defenitif siapa, Pak Setya Novanto," lanjut Klemen.