Beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk merawat kebhinekaan antara lain dengan membuka ruang-ruang interaksi antar agama, budaya, dan golongan dengan mengatur badan-badan penyiaran nasional dan daerah untuk mendukung dan merawat kebhinekaan bersama.
Selain itu, perlu juga memperkuat partisipasi publik melalui peran seni, budaya lokal, dan kreativitas oleh berbagai pemangku kepentingan, utamanya generasi muda, sesuai dengan acuan kearifan budaya lokal dan teknologi informatika.
Poin-poin rekomendasi tersebut telah disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo dalam acara puncak Rembuk Nasional 2017, tadi malam.
Rembuk Nasional 2017 yang mengangkat tema besar Membangun untuk Kesejahteraan Rakyat, ini adalah Rembuk Nasional ketiga yang telah dilaksanakan.
Hal yang membedakan Rembuk Nasional 2017 dari dua rembuk sebelumnya adalah rembuk kali ini didahului Rembuk Daerah yang diselenggarakan di 16 Perguruan Tinggi terpilih di 14 Provinsi, mulai dari Universitas Cendrawasih di Jayapura sampai Universitas Syiah Kuala di Aceh, dan masing-masing mengambil pilihan topik yang bebeda.
Menurut Ketua Panitia Rembuk Nasional 2017, Firdaus Ali, Rembuk Nasional 2017 adalah wujud partisipasi masyarakat dan kalangan intelektual untuk mendalami sekaligus mengkritisi capaian tiga tahun pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla.
Di samping untuk memberikan usulan alternatif pemecah masalah, hasil rembuk nasional juga akan dikemas sedemikian rupa untuk dapat dikomunikasikan kepada publik secara cerdas demi membangun optimisme masyarakat.