TRIBUNNEWS.COM - Kebakaran di Markas Kepolisian Resor Kabupaten Dharmasraya, Minggu (12/11/2017) pagi, jadi sorotan.
Bagaimana tidak, tempat tersebut diserang oleh dua orang tak dikenal.
Dalam kesempatan tersebut, dua orang itu melakukan aksi pembakaran Mapolres Dharmasraya.
Saat aksinya ketahuan oleh aparat kepolisian, kedua pelaku pun sempat diperingatkan.
Baca: Amien Rais Akhirnya Angkat Suara soal Beredarnya Isu JR Saragih-Mumtaz Rais di Pilgub Sumut
Namun, keduanya tak menyerah dan justru melakukan perlawan menggunakan panah.
Tak pelak, aparat kepolisian yang berjaga di Mapaolres Dharmasraya kemudian melepas tembakan ke arah keduanya.
Dua pelaku teror ini pun tewas di tempat.
Baca: Apa yang Dikatakan Mantan Kekasih Saat Tahu Rina Nose Lepas Jilbab?
Berkaitan dengan kejadian ini, satu pelaku teror di Mapolres Dharmasraya sudah diketahui.
Identitasnya pun terkuak sebagai Eka Fitra Akbar.
Lebih lanjut, berikut Tribunwow.com hadirkan ulasan lebih lanjut soal hal tersebut:
1. Anak anggota polisi
Berdasarkan dari hasil penyelidikan, diketahui Eka adalah anak dari anggota kepolisian Polres Muaro Bungo, Iptu M Nur.
Hal tersebut dipastikan setelah polisi memperlihatkan secara langsung foto-foto pelaku pembakaran Mako Polres Dharmasraya kepada M Nur.
Selain itu, DNA M Nur dan Eka sudah dipastikan cocok.
"Bahwa salah seorang dari pelaku yang memiliki ciri-ciri rambut panjang tersebut adalah anak kandungnya (M Nur) yang bernama Eka Fitra Akbar," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto melalui keterangan tertulis, Senin (13/11/2017).
Informasi yang dihimpun Tribunnews, M Nur memangku jabatan sebagai Kanit Reskrim di Polsek Plepat.
2. Orangtua tak pernah tahu keberadaan Eka
EFA sudah cukup lama hidup terpisah dari keluarga sehingga aktivitasnya tak diketahui orangtuanya.
Selama delapan bulan belakangan, ia tinggal bersama istri dan anaknya di Kelurahan Pasir Putoh, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Sumatera Barat.
3. Tak ikut pemakaman
Berkaitan dengan fakta ini, keluarga Iptu M Nur mengatakan tak akan hadir dalam pemakaman Eka.
Hal ini seperti yang disampaikan Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto.
"Namun, suatu saat akan berziarah kubur dengan meminta aparat kepolisian Polres Dharmasraya mengantar ke lokasi pemakaman," ujarnya sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Di sisi lain, meski tak akan hadir dalam pemakaman Eka, Iptu M Nur berharap jasad anaknya bisa diperlakukan secara baik.
"Harapan dari orang tua serta pihak keluarga pelaku Eka, berharap kepada pihak Polres Dharmasraya agar jenazah dimakamkan saja di Kabupaten Dharmasraya secara Islami serta di tempat yang layak dan mendokumentasikan pelaksanaan proses pemakaman tersebut," ujar Rikwanto melalui keterangan resmi.
4. Pedagang es tebu
Dari hasil penyelidikan kemudian diketahui tentang kehidupan Eka.
Dikutip dari Tribunnews, mendiang Eka bekerja sebagai pedagang tebu semasa hidupnya.
"Adapun kegiatan sehari-hari Eka adalah berjualan Es tebu di Jl. Diponegoro," ungkap Rikwanto.
5. Ingin ke Suriah
Dijelaskan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto lebih lanjut, Eka ternyata sempat menyatakan keinginannya untuk berjihad ke Suriah.
Hal tersebut disampaikan Eka pada mertuanya sebelum melancarkan aksi pembakaran Polres Dharmasraya.
"Eka Fitra Akbar pernah bercerita kepada orang tua perempuannya bahwa dirinya ingin berjihad ke Suriah," terang Rikwanto. (*)